Tunis (ANTARA News) - Sebelas orang tewas dalam dua hari bentrokan antara suku-suku yang bersaing di kota tambang Matlaoui di Tunisia, dan toko-toko dirampok dan dibakar, televisi pemerintah melaporkan, Ahad.
Orang-orang telah berjuang melawan bom buatan sendiri, senapan dan batang besi di kota itu, sekitar 400 kilometer di baratdaya ibu kota, setelah desas-desus beredar bahwa hanya suku-suku tertentu yang akan diberi pekerjaan di kompleks fosfat Gafsa di dekat kota tersebut.
Uni-unit militer telah dalam perjalanan mereka untuk berupaya menghentikan pertempuran dan sejumlah helikopter dikerahkan di atas kota itu.
"Orang-orang takut," kata Ahmed Achouri, seorang warga Metlaoui, kepada Reuters melalui telepon. "Kami dalam perang sebenarnya ... kami mnta keamanan lagi."
Media milik negara sebelumnya menyebutkan korban tewas tujuh orang, tapi televisi negara kemudian menyatakan 11 orang telah tewas dan lebih dari 100 orang terluka akibat kekerasan itu.
Tunisia telah memicu aksi yang telah menjadi terkenal sebagai "Arab Spring" ketika demonstrasi rakyat memaksa pemimpin otokratis Zine el Abidine Ben Ali mundur dari kekuassan pada Januari lalu. Sejak itu para pemimpin baru negara itu telah berjuang untuk memulihkan kestabilan.
Pemerintah telah memperpanjang gencatan senjata tiap malam di Metlaoui, yang sekarang akan berlaku dari pukul 16:00 waktu setempat (pukul 21:00 WIB) hingga pukul 06:00 waktu setempat, kata kantor berita milik negara, TAP.
Seorang warga lain Metlaoui, Hedi Radaoui, mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan keamanan telah menangkap puluhan orang serta menyita senapan dan pisau. (S008/C003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011