“Porsi yang besar di sisi domestik ini turut berkontribusi dalam meredam taper tantrum yang telah terjadi di Semester II-2021,” kata Menko Airlangga dalam Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2021, di Jakarta, Kamis.
Mayoritas investor pasar modal, lanjutnya, juga didominasi oleh penduduk dengan kategori usia di bawah 30 tahun. Kategori tersebyt memiliki literasi keuangan dan digital yang relatif tinggi sehingga lebih cepat menyerap informasi baru di pasar modal.
Baca juga: Menko Airlangga apresiasi kinerja baik BEI selama 2021
Dalam rangka mendukung pengembangan pasar modal, tarif PPh Badan telah diturunkan menjadi sebesar 22 persen sepanjang tahun 2021. Selain itu, Pemerintah juga telah memberikan insentif tarif PPh Badan yang lebih rendah, yakni 19 persen bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka. Hal tersebut dilakukan untuk mendorong peningkatan jumlah IPO di pasar modal Indonesia.
Menko Airlangga menyampaikan selama 2021 terdapat perbaikan di sektor keuangan di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat hingga mencapai level 6.500 menjelang akhir tahun. Bahkan pada 22 November 2021, pertumbuhan IHSG sempat menembus rekor baru yakni di level 6.723,39. Untuk return di pasar modal Indonesia juga bisa mencapai 10% (ytd). Seiring naiknya IHSG, nilai tukar rupiah juga terapresiasi kembali mendekati level pra pandemi.
“Jumlah investor pasar modal telah meningkat signifikan menjadi 7,38 juta atau naik 90,32 persen dibandingkan 2020. Kinerja positif juga terlihat dari sisi peningkatan jumlah Initial Public Offering (IPO) yakni sebanyak 54 perusahaan baru melakukan IPO di 2021,” ujar Airlangga.
Baca juga: Airlangga: Realisasi program minyak goreng Rp14 ribu capai 35 persen
Lebih lanjut Airlangga mengatakan pulihnya kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi telah mendorong ekonomi untuk tetap tumbuh positif di triwulan III-2021, yakni sebesar 3,51 persen (yoy). Hal tersebut meningkatkan demand yang juga mendorong peningkatan aktivitas manufaktur hingga berada di zona ekspansif pada level 53,9 pada November 2021.
Sementara itu, harga barang dan jasa secara umum rendah dan stabil, baik secara nasional dan spasial. Secara tahunan, inflasi November 2021 terjadi di 1,75 persen (yoy) dan 0,37 persen (mtm). Perkembangan tersebut didorong oleh peningkatan inflasi pada seluruh komponen yang menandakan mulai pulihnya aktivitas dan konsumsi masyarakat.
Kinerja perbankan juga menunjukkan perkembangan baik. Penyaluran kredit perbankan pada November 2021 tumbuh sebesar 4,82 persen (yoy) atau 4,17 persen (ytd).
Airlangga menegaskan, pengendalian pandemi tetap menjadi kunci utama dalam mendorong pemulihan ekonomi tahun depan untuk berbagai sektor, termasuk di pasar modal. Ekspektasi investor akan pemulihan ekonomi telah tercermin di perkembangan pasar modal sepanjang 2021.
“Koordinasi dan sinergi antara Pemerintah dengan seluruh stakeholders perlu diperkuat dalam menjaga optimisme pelaku pasar di 2022. Semoga seluruh strategi yang telah kita lakukan bersama selama tahun ini dapat menjadi bekal untuk menghadapi tahun depan,” kata dia.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021