Bengkulu (ANTARA News) - PT Bengkulu Mega Stille Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, melakukan ekspor perdana 16,5 ton pasir besi ke China menggunakan kapal yang didatangkan dari negeri tirai bambu itu dari Pelabuhan Linau.
Menurut Manajer PT BMS Aswin, pasir besi itu deksploitasi dari Desa Tebing Rambutan, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur.
Pengiriman pasir besi itu tidak lepas dari bantuan dan dukungan warga sekitar dan Pemerintah Kabupaten Kaur.
Bahkan saat ini pihaknya sedang menyiapkan pengiriman kedua pada akhir Juni 2011.
"Kami sudah memiliki stok pasir besi siap angkut di kawasan Pelabuhan Linau, dan apabila ada permintaan, serta kapalnya sudah datang, maka siap diangkut sesuai permintaan," ujarnya.
Penampungan pasir besi di kawasan pelabuhan itu setiap hari disuplai dari tambang dalam kawasan Desa Bukit Rambutan karena cadangannya cukup banyak.
Tenaga kerja di perusahaan pertambangan pasir besi itu sebagian besar menggunakan tenaga lokal, namun belakangan jumlahnya dikurangi akibat kegiatan di kawasan pelabuhan belum maksimal.
"Warga setempat tidak perlu gusar karena kami tetap menggunakan tenaga lokal dan tidak memasok pekerja dari luar Kabupaten Kaur, kecuali warga daerah ini tidak berminat untuk bekerja di perusahaan tersebut," tambah Aswin.
Ketua Karang Taruna Desa Linau Hendri S menyambut baik tawaran perusahaan tersebut untuk mempekerjakan tenaga lokal karena warga daerah itu selama ini hanya tergantung pada mata pencarian sebagai nelayan tradisonal.
Setelah adanya PT BMS para pemudan dan warga lainnya mendapatkan pekerjaan rutin dan berpenghasilan cukup lumayan, bila dibandingkan dengan pekerjaan selama ini sebagai buruh harian tidak tetap dan nelayan tradisonal.
Sementara Humas Pemkab Kaur Hartawan mengatakan keberadaan perusahaan pertambangan pasir besi itu selain bisa menampung tenaga kerja lokal juga memberikan masuk kepada daerah ini cukup besar.
Untuk 2011, pendapatan asli daerah (PAD) dari royalti tambang tersebut targetkan Rp7,5 miliar dan setelah melihat perkembangan kemajuan perusaahn itu maka royalti akan meningkat hingga Rp9 miliar per tahun, katanya.(*)
Z005/M008
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011