Tokyo (ANTARA) - Indeks saham Nikkei Jepang pada Kamis mencatat level penutupan akhir tahun tertinggi sejak era buble (gelembung) tahun 1980-an, meskipun membukukan kerugian kecil dalam perdagangan tipis menjelang liburan selama empat hari.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) tergelincir 0,40 persen atau 115,17 poin menjadi berakhir di 28.791,71 poin, dengan sekitar 12 saham turun untuk setiap satu yang naik.
Indeks Topix yang lebih luas kehilangan 0,33 persen atau 6,66 poin menjadi menetap di 1.992,33 poin, tetapi juga menandai penutupan akhir tahun terbaik sejak 1989, menyusul reli 10,4 persen tahun ini.
Baca juga: Saham Jepang merosot, tapi Nikkei menuju penutupan akhir tahun terbaik
Nikkei telah menguat 4,9 persen tahun ini, didorong oleh stimulus fiskal dan moneter serta optimisme untuk pemulihan ekonomi pascapandemi yang telah mengangkat saham ke rekor tertinggi secara global tahun ini.
"Latar belakang untuk saham terlihat bagus tahun depan," kata Masahiro Ichikawa, kepala strategi pasar di Sumitomo Mitsui DS Asset Management, memperkirakan Nikkei akan mencapai 30.000 poin pada akhir Maret.
"Omicron sepertinya tidak akan menghasilkan kejutan besar bagi pasar (dan) investor tampaknya tidak khawatir tentang prospek kenaikan suku bunga dua atau tiga kali oleh Federal Reserve tahun depan."
Nikkei mencapai level tertinggi 2021 pada September di 30.795,78 poin, yang pertama sejak 1990, tahun jatuhnya pasar saham yang telah mengantarkan "dekade yang hilang", sebuah krisis perbankan dan deflasi tahun-tahun serta permintaan domestik Jepang yang lemah belum pulih.
Baca juga: Saham Jepang ditutup menguat, indek Nikkei naik ke tertinggi 1 bulan
"Selama gelembung, rasio harga terhadap pendapatan sangat tinggi, tetapi Nikkei tidak begitu mahal sekarang, jadi menembus 30.000 poin bukanlah alasan untuk khawatir," kata Ichikawa.
Pada tahun 1990, pasar memperdagangkan sekitar 50 kali perkiraan laba, dibandingkan dengan sekitar 15,5 kali saat ini.
Tak satu pun dari bank Jepang tahun 1990 dengan kapitalisasi pasar yang besar ada sekarang, karena mereka kemudian menderita kerugian pinjaman besar dan merger berulang untuk bertahan hidup. Sekarang, pasar dipimpin oleh Toyota Motor, diikuti oleh SoftBank Group.
"Memang benar bahwa saham Jepang telah ditarik lebih tinggi oleh pasar luar negeri, tetapi pendapatan yang kuat di perusahaan Jepang juga menjadi pendorong penting," kata Takuya Yamada, pejabat eksekutif di departemen manajemen investasi di PayPay Asset Management.
Namun pada Kamis, setiap sektor Nikkei melemah. Operator toko pakaian Uniqlo, Fast Retailing menjadi hambatan terbesar, turun 0,55 persen, sementara Nintendo jatuh 2,03 persen dan pembuat saus Kikkoman tergelincir 2,13 persen.
SoftBank Group adalah pencetak keuntungan terbesar berdasarkan poin indeks pada Kamis, naik 1,46 persen. Peraih persentase kenaikan terbesar adalah Z Holdings, sebelumnya dikenal sebagai Yahoo Jepang, yang menguat 3,33 persen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021