Seoul (ANTARA News/AFP) - Militer Korea Selatan terus bersikap "waspada" setelah Korea Utara mengancam untuk melakukan pembalasan setelah Korea Selatan menggunakan gambar pemimpin negara komunis itu sebagai target penembakan, kata laporan berita, Sabtu.
Staf Jenderal militer Korea Utara, Jumat, menyerukan permintaan maaf dan hukuman berat bagi mereka yang terlibat, seraya mengatakan jika hal itu tidak dipenuhi akan meningkat pada "tindakan militer pembalasan".
"Kami terus mencermati militer Korea Utara," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Seoul seperti dikutip oleh harian Ilbo Joongang.
"Namun, kami tidak melihat adanya gerakan yang tidak biasa oleh militer Korea Utara."
Seorang pejabat yang tidak disebutkan identitasnya di kantor Kepala Staf Gabungan angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara mengatakan Korea Selatan akan menyerang balik jika Korea Utara meluncurkan serangan baru menyusul dua insiden yang mematikan tahun lalu.
"Jika Korea Utara menyerang kami lagi, kami akan menyerang tidak hanya penyerang tetapi kekuatan pendukung mereka juga," kata pejabat itu seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap.
Media Seoul telah menerbitkan foto target penembakan yang menggambarkan pemimpin Korut Kim Jong-Il, almarhum ayahnya dan pendiri Korea Utara Presiden Kim Il-Sung dan anak bungsu Jong-Il yang juga calon pewaris Jong-Un.
Beberapa pusat pelatihan marinir Korea Selatan, pasukan darat dan tentara cadangan telah menggunakan gambar-gambar itu sebagai target tembakan saat latihan.
Mereka telah diperintahkan untuk berhenti dan menggunakan target normal sebagai gantinya.
Washington lagi menyerukan kepada Korea Utara untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan.
"Kami telah mengatakan berulang kali bahwa kita menanti Korea Utara untuk menempatkan hubungannya dengan Korea Selatan pada jalur yang lebih positif," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS
Mark Toner dalam konferensi pers pada Jumat.(*)
(Uu.G003/A011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011