Outlook ini salah satunya terjadi karena faktor imbal jasa penjaminan (IJP) dari sektor keuangan sebesar Rp30 triliun yang dikembalikan karena perbankan likuiditasnya bagus, sehingga tidak membutuhkan tambahan alokasi untuk penjaminan,

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan outlook anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 akan mencapai Rp658,9 triliun atau 88,5 persen dari pagu Rp744,77 triliun.

"Outlook ini salah satunya terjadi karena faktor imbal jasa penjaminan (IJP) dari sektor keuangan sebesar Rp30 triliun yang dikembalikan karena perbankan likuiditasnya bagus, sehingga tidak membutuhkan tambahan alokasi untuk penjaminan," ucap Airlangga dalam acara Refleksi Capaian 2021 dan Outlook Ekonomi 2022 di Jakarta, Kamis.

Dengan demikian, dari seluruh pos dalam program PEN, realisasi terendah diperkirakan terjadi di program dukungan UMKM karena faktor pengembalian IJP, tambahan alokasi belanja untuk biaya margin investasi pemerintah, dan alokasi subsidi UMKM yang lebih rendah.

Baca juga: Realisasi penyaluran bansos program PEN capai 97,98 persen

Secara perinci, outlook pencairan anggaran seluruh pos program PEN terdiri atas bidang kesehatan sebesar Rp193 triliun atau 89,8 persen dari alokasi Rp214,96 triliun dan perlindungan sosial senilai Rp170,5 triliun atau 91,3 persen dari pagu Rp186,6 triliun.

Selain itu, outlook pencairan anggaran program prioritas adalah Rp106,5 triliun atau 90,3 persen dari alokasi Rp117,9 triliun, serta dukungan UMKM Rp116,2 triliun atau 76,9 persen dari pagu Rp162,4 triliun.

Baca juga: Belanja PEN masih jadi bantalan di masa pandemi

Pos insentif usaha menjadi satu-satunya pos dalam program PEN yang terealisasi melewati target, yakni Rp72,7 triliun atau 115,7 persen dari anggaran Rp62,8 triliun.

"Ini semua akan terus kami monitor beberapa hari ini," tegas Airlangga.

Ia menilai bahwa diperlukan beberapa perubahan program dalam PEN 2022, yang telah dialokasikan sebesar Rp414,1 triliun.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021