Teheran (ANTARA News/AFP) - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Sabtu, mengatakan Iran mendukung "negara Palestina tunggal yang merupakan milik rakyat Palestina", dalam siaran langsung pidatonya di televisi pemerintah.

"Kami percaya bahwa negara Palestina dan keseluruhannya merupakan milik rakyat Palestina," katanya di makam Ayatollah Ruhollah Khomeini pada peringatan 22 tahun wafatnya pemimpin revolusioner itu.

"Palestina tidak dapat dipisahkan dan itu milik Palestina secara keseluruhan," kata Khamenei, yang merupakan pengambil kebijakan tertinggi di politik Iran. Ia menambahkan, "Palestina akan kembali ke tangan Islam, tanpa ragu-ragu."

Iran tidak mengakui Israel sejak revolusi Islam 1979 dan mendukung kelompok-kelompok gerilyawan Palestina dan Lebanon yang memerangi negara Yahudi itu.

Iran juga tidak mendukung terciptanya sebuah negara Palestina di samping negara yahudi.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan dalam sebuah pidato pada pertengahan Mei lalu bahwa perbatasan antara Israel dan Palestina "harus didasarkan pada garis-garis perbatasan tahun 1967 dengan suatu kesepakatan pertukaran yang disepakati bersama, sehingga batas-batas yang aman dan diakui ditetapkan untuk kedua negara."

Presiden Palestina Mahmud Abbas telah mengancam akan mencari pengakuan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai suatu negara penuh untuk wilayah di bawah yurisdiksinya pada bulan September jika pembicaraan damai tidak berlanjut.

"Solusi Amerika Serikat (untuk Palestina) tidak akan berhasil," kata Khamenei di hadapan ratusan ribu orang pendukunganya yang berkumpul di dalam dan sekitar makam.

"Solusinya adalah bahwa rakyat Palestina harus mengambil bagian dalam referendum dan apa pun rezim yang mereka pilih, seharusnya memimpin," katanya.

"Rezim yang berkuasa melalui pilihan rakyat Palestina itulah yang akan memutuskan bagaimana menangani zionis yang datang dari luar negeri," kata Khamenei.

Pada Jumat Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, "selama rezim zionis ada, bahkan jika hanya pada sepotong kecil tanah di Palestina, wilayah tidak akan melihat ketenangan."

Serangan pedas Ahmadinejad terhadap negara yahudi dan penyangkalannya pada holocaust, sebagai sebuah "mitos" telah menarik kecaman internasional.(*)
(Uu.G003/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011