Brussels (ANTARA News/AFP) - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Sabtu, mengumumkan pihaknya untuk pertama kali menggunakan beberapa helikopter tempur di Libya, menyerang kendaraan militer, peralatan militer, dan pasukan yang mendukung pemimpin Kolonel Muammar Gaddafi.
"Helikopter-helikopter itu berada di bawah komando NATO digunakan untuk pertama kali pada 4 Juni 2011 dalam operasi-operasi militer di Libya sebagai bagian dari "Operation Unified Protector (OUP)," kata Aliansi Atlantik itu dalam sebuah pernyataan.
"Sasaran-sasaran serangan itu termasuk kendaraan-kendaraan militer, peralatan militer dan pasukan tempur" pemerintah Gaddafi, kata pernyataan itu, tanpa merinci lokasi persis di mana serangan-serangan itu dilakukan.
Helikopter-helikopter Apache Inggris ikut serta dalam serangan serangan itu, kata Kementerian Pertahanan di London.
"Ya, kami mengonfirmasikan intervensi mereka," kata seorang juru bicara tanpa merinci lebih jauh.
London, yang sejak 19 Maret ikut serta dalam operasi-operasi koalisi internasional di Libya, mengumumkan akhir bulan lalu pihaknya mengirim empat helikopter tempur yang ditempatkan di kapal perang HMS Ocean di lepas pantai negara Afrika utara itu.
Letjen Charles Bouchard, panglima misi NATO di Libya, mengatakan keberhasilan ini menunjukkan kemungkinan-kemungkinan unik yang diberikan oleh helikopter tempur itu.
"Penggunaan helikopter-helikopter tempur membantu operasi-operasi NATO dengan leluasa melacak dan mengetahui pasukan Gaddafi yang dengan sengaja mengincar warga sipil dan berusaha bersembunyi di daerah penduduk," kata pernyataan itu.
Pernyataan yang mengutip Bouchard, perwira militer Kanada yang menangani OUP mengatakan, "Kami akam terus menggunakan alat-alat ini kapan pun dan di manapun bila diperlukan."
Pasukan NATO "secara tetap meninjau kembali operasi-operasi mereka dan menggunakan aset-aset yang ada termasuk helikopter-helikopter tempur untuk mempertahankan sebaik mungkin momentum itu dan meningkatkan tekanan terhadap pasukan Gaddafi."
Pernyataan itu mengatakan bahwa operasi NATO dilakukan berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1973, yang tidak mengizinkan pengiriman pasukan untuk menduduki Libya tetapi menyerukan segera dihentikan semua serangan terhadap warga sipil dan menggizinkan segala tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga sipil dan daerah-daerah sipil di Libya yang berada dalam ancaman serangan.
Pada akhir Mei, Bouchard mengatakan helikopter-helikopter tempur Prancis dan Inggris akan memungkinkan NATO melakukan misi "yang efektif dan agresif" terhadap pasukan Gaddafi yang mengancam penduduk sipil.
"Helikopter-helikopter itu adalah satu kemampuan tambahan untuk menunjukkan lebih tepat kendaraan-kendaraan ini yang jauh lebih sulit untuk melihat dari pesawat yang terbang tinggi," katanya dari markas besarnya di Napoli, Italia.
Prancis membantu empat helikopter tempur Tigre dan Inggris memberikan empat Apache, kata para pejabat militer NATO dan menambahkan helikopter-helikopter itu dipersiapkan dapat terbang di atas air laut dan kondisi-kondisi gurun.
Helikopter-helikopter itu masing-masing berpangkalan di kapal-kapal induk Tonnerre dan HMS Ocean. Tonnere juga membawa 12 helikopter Gazelle yang usianya lebih tua ketimbang Tigre, kata seorang pejabat aliansi militer itu.
Dengan menekankan bahwa NATO tidak berniat menempatkan pasukan di darat, Bouchard akhir Mei mengatakan, "helikopter-helikopter yang disumbangkan kepada kami itu bersenjata dan helikopter tempur dan pesawat-pesawat itu bukan tipe untuk membawa pasukan yang akan diterjunkan ke darat." (H-RN/C/Z002) (*)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011