Padang (ANTARA News) - Menteri Pertanian RI Suswono menyatakan, Australia tetap membutuhkan pasar Indonesia untuk ekspor produksi ternaknya, tapi diperlukan kerja sama lebih baik lagi.
Usai Pembukaan Acara Livestock Expo Sumbar 2011 di Solok, Sumatera Barat, Jumat, jika Australia menilai perlakuan ternaknya di tingkat Rumah Potong Hewan (RPH) Indonesia kurang dan berujung penghentian ekspor maka itu adalah hak eksportir Australia.
"Kita yakin bahwa Australia masih tetap butuh pasar Indonesia karena selama ini Indonesia sebagai tujuan ekspor ternak," katanya.
Kendati demikian, secara bertahap Indonesia terus berusaha mengurangi impor sapi melalui peningkatan populasi dalam negeri dan menggairahkan harga ternak petani.
Suswono mengklaim stok ternak dalam negeri cukup, terbukti pada harga ternak di Jawa Timur yang turun, sementara impor hanya untuk menutupi kebutuhan daging.
Guna mengetahui gambaran pasti kebutuhan impor ke depan, maka sebulan inidigelar sensus ternak --sapi dan kerbau.
"Kita berharap dengan adanya sensus sapi, kerbau bisa didapat gambar data yang valid tentang, apakah di bawah 12,6 juta ekor atau lebih populasi ternak di wilayah Indonesia," katanya.
Selama ini, tambahnya, impor sapi dari Australia mencapai 600 ribu ekor/tahun atau sekitar 30 persen dari kebutuhan Indonesia.
Pada 2014 target impor hanya berkisar 10 persen dan itu tidak mesti dari Australia. Dengan demikian Indonesia sudah termasuk swasembada menurut ketentuan internasional.
Mentan meminta importir menunjukan semangat nasionalisme dengan mengutamakan produksi sapi dalam negeri, sehingga petani bergairah.
"Mendahulukan produksi sapi dalam negeri, tentu bisa membahagia petani di negeri sendiri, ketimbang petani negara luar," katanya.(*)
KR-SA/Y006
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011