Jambi (ANTARA) - Energi listrik merupakan salah satu energi yang memiliki peranan besar bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan dan aktifitas sehari-hari.
Baik itu kegiatan masyarakat di tempat kerja seperti di kantor, pabrik dan kawasan industri, terlebih dalam melaksanakan aktifitas rumah tangga. Sebagian besar peralatan dan perabotan rumah tangga di fungsikan dengan energi listrik, seperti mesin cuci, kulkas, televisi hingga penyejuk ruangan atau Air Conditioning (AC).
Tidak dapat dipungkiri hadirnya energi listrik mempermudah segala aktifitas masyarakat, terlebih saat ini yang sudah memasuki dunia digital.
Namun tidak semua masyarakat dapat menikmati energi listrik tersebut karena belum terjangkaunya jaringan dan energi listrik ke pemukiman masyarakat, terutama masyarakat yang berada di desa-desa yang sulit di jangkau.
Belum adanya jaringan listrik di desa-desa tersebut dikarenakan sulitnya akses jalan menuju desa. Karena untuk mendistribusikan material pembangunan listrik membutuhkan akses jalan yang cukup memadai. Selain itu membutuhkan biaya yang cukup besar untuk dapat membangun jaringan listrik di desa-desa yang sulit di jangkau tersebut.
Seperti di Provinsi Jambi, dari 1.399 desa masih terdapat delapan desa yang belum teraliri listrik karena sulitnya akses menuju desa tersebut. Delapan desa tersebut tersebar di Kabupaten Merangin enam desa, di Kabupaten Muaro Jambi satu desa dan di Kota Sungai Penuh satu desa.
Supervisor Konstruksi Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Jambi Yudi Febriansyah mengatakan, dari delapan desa yang belum teraliri listrik tersebut saat ini terdapat tiga desa yang dalam proses pembangunan jaringan listrik. Dua desa di Kabupaten Merangin yakni Desa Tanjung Sari dan Desa Beringin Tinggi dan satu desa di Kabupaten Muaro Jambi yakni Desa Manis Mato.
Tahun 2021 terdapat 10 desa yang jaringan listriknya telah di bangun dan dalam proses penyambungan listrik. Diantaranya Empat desa di Kabupaten Muaro Jambi, yakni Desa Bukit Baling, Desa Baru, Sukamaju dan Kelurahan Pijoan tepatnya di RT 15 dan 11.
Kemudian dua desa di Kabupaten Tanjab Barat yakni Desa Suban dan Rawang Kempas. Selanjutnya dua desa di Kabupaten Tanjab Timur, yakni di Desa Parit Culum I dan Kelurahan Teluk Dawan I. Dan masing-masing satu Desa di Kabupaten Tebo dan Kabupaten Batanghari, yakni desa Pemayung dan Desa Pompa Air.
Yudi Febriasnyah menyatakan pada tahun 2023 ditargetkan jaringan listrik di seluruh desa di Provinsi Jambi sudah dibangun dan masyarakat desa sudah dapat menikmati energi listrik layaknya masyarakat yang berada di perkotaan.
Selain itu dalam dua tahun terakhir terdapat 22 desa di Provinsi Jambi yang baru teraliri listrik, yakni 19 desa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan tiga desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Melalui program listrik desa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Jambi dan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Jambi pada tahun 2020 mulai melaksanakan pembangunan jaringan listrik di 22 desa tersebut.
Manager PLN UP3 Jambi Hanfi Adrhean Abidin mengatakan pada 27 Oktober 2020 pembangunan jaringan listrik di 22 desa tersebut sudah diselesaikan.
Jaringan listrik
Untuk 19 desa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat PLN UP3 Jambi menyuplai tegangan listrik sebesar 20 kilo volt dengan menggunakan dua jalur tower. Tower utama di bangun dari Desa Pelagian menuju Desa Lumahan dan selanjutnya ke Lumahan seberang yang berada di seberang Sungai Pengabuan.
Dan jalur tower ke dua dibangun di dari Desa Pudin menuju ke Desa Harapan Jaya yang berada di seberang Sungai Pengabuan.
Hanfi Adrhean Abidin mengatakan pembangunan jaringan listrik tersebut di lengkapi dengan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 200,90 Kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 237,80 Kms dengan jumlah gardu sebanyak 163 unit dan kapasitas gardu dengan total sebesar 8,2 MVA.
Pembangunan jaringan tersebut menyasar delapan ribuan pelanggan yang tersebar di tiga kecamatan di 19 desa. Diantaranya di Kecamatan Senyerang Desa Lumahan, Margo Rukun, Kempas Jaya dan Desa Sungai Kayu Aro.
Kemudian di Kecamatan Pengabuan Desa Mekar Jati, pasar Senin, Sungai Jering, Sungai Pampang, Parit Sidang, Sungai Serindit dan Desa Sungai Raya. Dan selanjutnya di Kecamatan Seberang Kota di Desa Teluk Pulai Raya, Kuala Kahar, Harapan Jaya, Mekar Alam, Tungkal IV, Kuala Baru, Muara Seberang dan Kelurahan Tungkal V.
Tidak mudah mendistribusikan material pembangunan jaringan listrik ke 19 desa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tersebut. Karena pendistribusian material pembangunan jaringan listrik harus melalui jalur air dan menyebrangi Sungai Pengabuan yang lebarnya hampir mencapai 300 meter.
Terlebih terjadi pasanga surut pada Sungai tersebut karena terhubung langsung dengan laut di pesisir timur Jambi.
Salah satu pendistribusian material yang cukup sulit dilakukan yakni pendistribusian tiang listrik dan gardu listrik. Dimana tiang-tiang listrik dengan panjang di atas lima meter harus menyeberangi Sungai Pengabuan.
Manajer Unit Layanan Pelanggan Kuala Tungkal Rizki Tungguan mengatakan, dengan di dukung oleh masyarakat pendistribusian material jaringan listrik dapat dilakukan secara perlahan. Selain itu tekstur tanah di 19 desa yang merupakan tanah gambut cukup memberikan tantangan tersendiri bagi petugas dalam mendirikan tiang listrik.
Pada November 2020 PLN UP3 Jambi baru dapat mengaliri listrik ke satu desa, yakni ke Desa Lumahan Kecamatan Senyerang. Selanjutnya penyambungan listrik ke desa-desa lainnya dilaksanakan di awal tahun 2021. Hingga saat ini sudah terdapat sekitar lima ribu pelanggan yang tersebar di 15 desa yang sudah dapat menikmati listrik.
Sementara itu masih terdapat empat desa yang belum teraliri listrik dikarenakan terbatasnya material seperti kWh meter untuk penyambungan listrik ke rumah penduduk. Empat desa tersebut yakni Desa Tungkal IV, Kuala Baru, Muara Seberang dan Kelurahan Tungkal V.
Saat ini energy listri di 19 desa tersebut di distribusikan dari PT Lontar Papyrus Pulp dan Paper Indusry (LP3I). Namun jika Gardu Induk (GI) Kuala Tungkal yang berada di Desa Sungai Saren sudah berfungsi maka listrik untuk wilayah Tungkal Ilir akan di distribusikan dari GI Kuala Tungkal. Dimana GI Kuala Tungkal tersebut memiliki daya sebesar satu kali 30 MVA.
Penantian panjang
Hadirnya listrik di 19 desa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tersebut sudah di nanti-nanti masyarakat desa sejak berpuluh tahun yang lalu. Dimana sejak Indonesia merdeka hingga tahun 2020 lalu tidak terdapat jaringan listrik di desa-desa tersebut.
Sebelumnya masyarakat dapat menikmati energi listrik menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Akumulator atau Aki dan Genarator Listrik atau Genset. Namun energi listrik dari PLTS dan Genset tersebut terbatas dan membutuhkan biaya operasional yang tidak murah.
Ketua RT 08 Desa Lumahan Tumiran mengatakan dibangunnya jaringan listrik di desa mereka merupakan jawaban dari penantian panjang masyarakat. Sebab listrik merupakan salah satu hal yang langka di desa mereka.
Tumiran menuturukan, sebelumnya dalam waktu 24 jam masyarakat Desa Lumahan hanya dapat menikmati listrik selama lima jam, yakni dari pukul 18.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Dimana listrik tersebut di dapat dari salah seorang warga desa yang memiliki Genset yang kemudian disalurkan ke rumah warga lainnya.
Dalam satu bulan warga yang ikut menyambung listrik melalui Genset tersebut harus membayar sebesar Rp150 ribu.
Untuk biaya operasional satu unit genset dalam satu bulan sebesar Rp450 ribu. Satu unit Genset tersebut hanya dapat mengaliri listrik ke beberapa rumah warga, sehingga tidak semua warga dapat menyambung listrik.
Ketua RT 09 Desa Lumahan Imsaini mengatakan 15 tahun yang lalu PLTS hadir di desa mereka, namun PLTS tersebut membutuhkan perawatan dan untuk melakukan perawatan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Sementara itu Kepala Desa Lumahan Dara Jelita mengatakan sejak tahun 2016 Pemerintah Desa telah mengusulkan pembangunan jaringan listrik di desa mereka kepada Pemerintah Kabupaten. Karena listrik sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat.
Electrifying Lifestyle
Hadirnya energy listrik merubah gaya hidup masyarakat di desa-desa tersebut, dimana secara perlahan masyarakat di desa-desa itu mulai mengikuti gaya hidup baru dengan menggunakan peralatan serba elektrik yang bebas emisi dan ramah lingkungan atau “Electrifying Lifestyle”.
Tumiran mengatakan dengan hadirnya listrik seluruh kebutuhan rumah tangga dapat dipenuhi dengan lebih mudah. Mulai dari memasak nasi yang sebelumnya menggunakan tungku beralih ke megicom. Mencuci pakaian yang sebelumnya membutuhkan waktu dan tenaga dapat dilakukan dengan lebih praktis menggunakan mesin cuci.
Bahkan ada masyarakat yang membuka usaha berjualan minuman dingin, seperti pop ice karena sudah dapat menggunakan blender dan kulkas untuk membuat es batu.
Perangkat Desa Sungai Serindit Kecamatan Pengabuan Yadi mengatakan, sejak jaringan listrik selesai dibangun dan dilakukan penyambungan listrik ke rumah warga, tidak sedikit warga yang membeli peralatan rumah tangga yang hanya dapat difungsikan dengan listrik. Seperti mesin cuci, kulkas, televisi dan megicom.
Hal tersebut membuktikan hadirnya listrik di desa-desa tersebut sangat dinanti masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena tidak sedikit usaha-usaha baru hadir karena adanya listrik, seperti bengkel, salon, penjual es keliling hingga pedagang manisan.
Manager PLN UP3 Jambi Hanfi Adrhean Abidin mengatakan tersambung-nya listrik ke desa-desa secara tidak langsung merubah prilaku masyarakat untuk menggunakan peralatan-peralatan elektrik yang sejalan dengan program Electrifying Lifestyle.
Dimana Electrifying Lifestyle merupakan program yang tengah di galakan pemerintah untuk merubah pola dan prilaku hidup masyarakat yang lebih ramah terhadap lingkungan dan bebas dari emisi.
Internet
Selain itu hadirnya listrik di desa memberikan harapan baru kepada masyarakat di era digitalisasi seperti saat ini. Dimana warga desa yang sebelumnya tidak dapat mengakses internet sudah dapat mengakses internet, meskipun saat ini masih terbatas.
Yudi mengatakan untuk jaringan internet saat ini baru dapat di akses di pelabuhan-pelabuhan kemudian di kantor desa. Dan tidak tidak semua desa dapat mengakses internet meski listrik sudah masuk, karena hanya desa yang menyambung wifi yang bisa mengakses internet.
Seperti di Kecamatan Pengabuan, hanya desa Sungai Raya yang kantor desanya telah menyambung wifi. Dan jaringan internet dari wifi tersebut masih terbatas karena jangkauannya hanya dalam radius beberapa ratus meter.
Dengan adanya listrik warga yang berada di 19 desa tersebut berharap pemerintah dapat membangun tower untuk akses internet di desa mereka. Saat ini tower internet baru terdapat di seberang Sungai Pengabuan dan jaringan internet tersebut belum dapat di jangkau di 19 desa tersebut.
Yudi mengatakan internet saat ini menjadi salah satu kebutuhan dasar. Dimana sebagian besar pekerjaan pemerintahan desa saat ini di akses menggunakan internet. Tidak hanya bagi pemerintah desa, masyarakat juga sangat membutuhkan jaringan internet. Seperti untuk penerapan pembelajaran secara dalam jaringan (daring).
Rizki Tungguan mengatakan PLN sudah siap mendukung pembangunan tower internet untuk 19 desa tersebut. Dimana daya yang suplay ke 19 desa tersebut sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk tower internet.
Bahkan daya untuk 19 desa tersebut juga bisa untuk mendukung investor yang ingin membangun perusahaan. Dimana di desa-desa tersebut cukup potensial di bangun perusahaan kelapa atau pinang. Karena hampir 90 persen masyarakat di desa tersebut merupakan petani kelapa dan pinang.
Kerjasama
PLN berahap terjalin kerjasama yang baik antara masyarakat, pemerintah desa, pemerintah daerah dan PLN dalam merawat dan menjaga jaringan listrik yang ada di desa-desa tersebut. Dimana akses menuju desa yang cukup sulit menjadi kendala bagi petugas PLN melakukan perawatan terhadap jaringan PLN di desa-desa tersebut.
Rizki Tungguan mengatakan jika terjadi gangguan terhadap jaringan listrik di desa tersebut setidaknya membutuhkan waktu selam 12 jam untuk menelusuri jaringan dan menemukan titik dimana jaringan mengalami gangguan.
Namun jika terdapat laporan dari masyarakat mengenai jaringan yang mengalami gangguan maka petugas dapat langsung menuju titik yang mengalami gangguan, sehingga pelayanan listrik tidak mengalami hambatan yang cukup lama.
Selain itu PLN mengharapkan kerjasama yang baik dengan masyarakat terkait dengan proses penyambungan listrik.
Dalam proses penyambungan listrik, PLN menggunakan sistem pemasaran keliling atau sarling. Melalui sistem tersebut PLN melakukan sosialisasi sekaligus melakukan penyambungan listrik ke rumah warga.
Dalam prosesnya PLN memberikan sosialisasi terkait hak dan tanggung jawab pelanggan serta hak dan tanggung jawab PLN. Mulai dari proses pendaftaran pasang baru hingga biaya pemasangan pasang baru.
Dengan demikian diharapkan masyarakat tidak tertipu oleh oknum yang melakukan pemungutan di luar apa yang di sosialisasikan oleh petugas PLN.
Metode sarling tersebut dilaksanakan dengan menyesuaikan kondisi material yang terbatas, seperti ampere meter dan material lainnya.
Rizki Tungguan mengatakan material pemasangan arus listrik tersebut terbatas karena langsung di kirim dari Pusat. Sehingga pelayanan pemasangan listrik belum bisa dilakukan secara on line.
PLN UP3 Jambi menargetkan pada tahun 2022 seluruh rumah warga yang berada di 19 desa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sudah teraliri listrik. Sementara listrik sudah disalurkan 100 persen ke rumah warga di Tiga desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2021 ini
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021