Batam (ANTARA News) - Warga Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) rawan terkena penyakit mata katarak, kata Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), Prof. DR Nila Djuwita F. Moeloek, di Batam, Kamis.
"Untuk masyarakat kepulauan, seperti Batam dan Kepulauan Riau akan lebih mudah terkena katarak," kata Nila.
Nila mengatakan, katarak adalah penyakit tua, yang dipastikan terjadi saat proses penuaan. Namun, ia mengemukakan, ada beberapa faktor yang membuat katarak lebih mudah menjangkiti seseorang, di antaranya radiasi sinar ultra violet.
Menurut Nila, radiasi sinar ultra violet di daerah kepulauan, seperti Batam dan Kepri, lebih tinggi dibanding daerah pegunungan, sehingga warga kepulauan lebih rawan terjangkit katarak.
Selain daerah kepulauan, radiasi sinar ultra violet juga lebih terasa di bagian timur Indonesia, kata dia, karena lapisan ozon di daerah timur lebih tipis.
Untuk menghindari katarak, ia menyarankan, menggunakan kaca mata yang dapat melindungi dari sinar matahari.
Katarak menyerang warga Indonesia lebih cepat dibandingkan warga negara lain.
Nila mengatakan, umumnya katarak menyerang WNI sejak umur 47 tahun, sedangkan di Amerika Serikat (AS) penderita katarak berusia di atas 60 tahun.
Perdami memperkirakan terdapat 2 juta penderita katarak usia lanjut di seluruh Indonesia yang jumlahnya terus meningkat seiring bertambahnya usia hidup.
Dengan tingginya jumlah penderita katarak, ia berharap semakin banyak perusahaan yang menyumbangkan dana tanggungjawa sosialnya untuk membantu biaya operasi karena jalan itu satu-satunya cara menyembuhkan katarak. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011