Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian optimistis pertumbuhan industri mencapai 4-4,5 persen hingga akhir 2021 setelah melalui dinamika pertumbuhan industri sepanjang tahun, di mana angkanya sempat naik dan turun yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

"Sempat tertekan hingga minus 2.52 persen di 2020, pertumbuhan sektor industri manufaktur kembali bergairah pada 2021 di mana angka pertumbuhannya meningkat signifikan di Triwulan II sebesar 6,91 persen year on year (yoy), sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga bangkit sebesar 7,07 persen (yoy)," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu.

Namun, pertumbuhan sektor industri manufaktur pada Triwulan III-2021 kembali turun ke angka 4,12 persen meski angka ini lebih tinggi dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,51 persen.

Baca juga: Menperin: Manufaktur pendorong utama RI keluar dari resesi

Menperin menyampaikan, di samping efek yang terjadi pada Triwulan II, penurunan pada Triwulan III disebabkan eskalasi pandemi yang meningkat akibat varian delta COVID-19 pada Juli-Agustus 2021 yang menyebabkan Pemerintah mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM Level 1-4 yang sempat membuat operasional dan mobilitas kegiatan industri terhambat.

Dinamika serupa juga terjadi pada Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia. Setelah sempat limbung akibat pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk di sektor industri manufaktur, di mana pada 2020, PMI Manufaktur perlahan bangkit dan kembali ke level ekspansif.

Angka PMI di sepanjang tahun 2021 secara umum berada pada level ekspansif, kecuali pada bulan Juli dan Agustus akibat pembatasan aktivitas di masa PPKM Darurat dan PPKM Level 4.

Baca juga: Menperin ajukan penghapusan PPnBM mobil rakyat ke Menkeu

"Di luar itu, PMI Manufaktur Indonesia bahkan beberapa kali memecahkan rekor angka tertinggi sepanjang sejarah yakni 53,2 di bulan Maret, 54,6 di bulan April, 55,3 di bulan Mei, dan puncaknya 57.2 di bulan Oktober. Posisi ekspansif ini diyakini akan bertahan di akhir tahun ini," ujar Agus.

Pada aspek ketenagakerjaan, sektor industri manufaktur menunjukkan pemulihan dari segi penyerapan tenaga kerja.

Akibat dampak pandemi COVID-19, jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur berkurang sebanyak 2 juta orang, dari 19,14 juta orang pada tahun 2019 ke 17,5 juta orang pada 2020.

Seiring dengan bangkitnya sektor industri pengolahan dari dampak pandemi, ada tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang di tahun 2021 sehingga jumlah total tenaga kerja di sektor ini kembali meningkat ke angka 18,64 juta orang.

"Dengan melihat berbagai indikator kinerja di atas, di tengah hantaman pandemi COVID-19 industri manufaktur Indonesia secara keseluruhan masih menunjukkan kinerja yang sangat baik," pungkas Agus.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021