Dalam kerja sama itu Indonesia akan diwakili Badan Geologi Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) yang melibatkan Distamben (Dinas Pertambangan dan Energi) Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Timur (Kaltim), kata Nasir.
Ia mengatakan, dengan kerja sama itu nantinya diharapkan akan menghasilkan data yang lebih mutakhir, detil, spesifik tentang struktur geologi, serta data kuantitas tingkat penyebaran potensi tambangnya.
"Bagi Kalbar ini penting dan menguntungkan, karena potensi tambang belum optimal dimanfaatkan. Dengan data baru maka bisa menawarkan lebih menarik ke para investor baru," katanya.
Menurut dia, sejumlah bahan tambang di wilayah Kalbar sudah terdeteksi potensinya dan sebagian di antaranya sudah dieksplorasi dan dieksploitasi, seperti bauksit, emas, kaolin, tembaga dan batu bara.
Ia menilai, dengan kajian baru ini optimistis kajian geologi baru tersebut akan menghasilkan data yang lebih lengkap dan jenis-jenis baru bisa diketahui, karena kajian struktur geologi dan data potensi tambang di perbatasan wilayah Malaysia terus berkembang yang biasanya memiliki korelasi kuat secara geologis dengan potensi tambang di perbatasan wilayah Indonesia.
Ia mengatakan, sebelum melakukan kerja sama dengan Malaysia, pihak Badan Geologi dan Distamben daerah sebenarnya sudah melakukan penelitian pendahuluan untuk perbatasan wilayah Kalbar dan Kaltim tersebut.
"Data hasil penelitian kita akan disandingkan dengan data Malaysia, kemudian akan dikaji bersama hingga di lapangannya, disinkronisasi sampai dibuat pemetaannya," katanya.
Saat ditanya tentang adanya berita bahwa aktivitas penambangan batu bara oleh pihak Malaysia di wilayah perbatasan sudah memasuki wilayah Indonesia, Nasir mengatakan, berdasarkan data sementara yang ada, penambangan Malaysia yang masuk wilayah Indonesia tidak ada.
"Makanya, permasalahan ini nanti juga akan dibentangkan dan dijelaskan agar tidak ada kemungkinan saling masuk wilayah dalam penambangan kelak dikemudian hari," ungkap Nasir Salekat.
Wilayah Kalbar yang memiliki tapal batas dengan Malaysia yang akan terlibat dalam kajian geologi dan pemetaan potensi tambang itu akan mencakup lima kabupaten, yaitu Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011