Den Haag (ANTARA News) - Pura Pakualaman memperkenalkan berbagai budaya dan tradisional adat dan istiadat di dalam kraton Yogyakarta di Pasar Malam Tong Tong Fair yang berlangsung di Maliveld Denhaag dari tanggal 25 Mei hingga 5 Juni mendatang.

Pasar Malam Besar Tong Tong Fair yang digelar untuk ke 53 kalinya ini mengambil tema Jogjakarta, ujar Leslie Boon, panitia penyelenggara Tong Tong Fair kepada koresponden Antara London, Rabu.

Kehadiran tim kesenian dari Pura Pakualaman Yogjakarta yang dipimpin BPH Suryodilogo antara lain memperkenalkan berbagai tradisi dibalik Pura Pakualaman seperti busana yang dikenakan putri kraton yang berusia di bawah 10 tahun.

Pimpinan Kesenian Jogjakarta Mardjijo mengatakan busana yang dikenakan putri berusia di bawah 10 tahun itu dinamakan Sabukwolo dengan bagian pundak terbuka dengan rambut disanggul yang disebut klabangan dilengkapi kalung yang berguna untuk melindungi dari bahaya.

Acara peragaan busana kraton itu juga ditampilkan busana adat yang digunakan saat sang putri mandi sebelum acara pernikahan yang disebut dengan Semekan Kancing Wingking.

Selain itu juga diperagakan busana saat mereka berlibur setelah kesibukan sehari hari di kehidupan kraton yang membutuhkan refresing itu diciptakan keluarga Sri Sultan.

Dalam peragaan busana Kraton itu juga ditampilkan busana yang dikenakan oleh Bupati dan istri dalam acara resepsi seperti busana batik dengan wiron dan kebaya cara putri plisir yang dilengkapi dengan sanggul ukel tekuk bangun tulak atau dikenal dengan ukel tekuk Jogya.

Selain peragaan busana yang dikenakan putri Kraton Istana Pakualaman juga digelar Sendratari Ramayana yang merupakan epic asal Hindu yang menceritakan Rama dan kakaknya Lakshmana dengan Hanuman menyelamatkan Sita dari Rawana.

Pertunjukkan Gamelan Jawa menampilkan musik Reno Reno, Bendrong, Gugur Gunung, Rangu Rangu, Pangkur, Udan Mas, Plagan, Ladrang Bidri, Bubaran Wasono, Pangkur PL Barang, Ketawang Puspowarno, Manggolotomo, Suwe Ora Jamu dan Surung Dayung.

Mardjijo mengatakan bahwa ia senang bisa menampilkan kesenian dan budaya Jogyakarta di belanda khususnya di Tong Tong Fair. "Apresiasi masyarakat Belanda kepada budaya dari Jogyakarta cukup tinggi," ujarnya.

Diakuinya penampilan kesenian dari Pakualaman di PS Malam Tong Tong baru pertama kalinya, meskipun jalinan kerjasama dengan Kraton Jogyakarta dan Belanda sudah terjalin sejak lama . Bahkan sejak Pakualaman ke satu sampai sekarang Pakualaman ke sembilan, ujarnya.

Diharapkannya dengan ditampilkan berbagai kebudayaan dari Pakualaman Jogjakarta, masyarakat Belanda bisa mengenal lebih jauh budaya Kraton dan bahkan berkeinginan untuk berkunjung ke Jogjakarta.

Penampilan kesenian dan budaya Kraton Pura Pakualaman didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta BPH Suryodilogo, dengan personil BRay Suryodilogo, BRay Tjondrokusumo, BRay Indrokusumo, Ir Bayudono dan Ny Bayudono, Wiwiek Diani, Tatik, Eva, Rani, Riris. Aji, Djoko dan Damar. (ZG/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011