Washington (ANTARA News) - Transisi dari kehadiran militer AS yang kuat di Irak untuk memperluas peran diplomatik adalah "penting" bagi keamanan di Timur Tengah, kata para pejabat Amerika Rabu.

Dengan hanya beberapa bulan untuk pergi sebelum pasukan AS harus menarik diri dari Irak, para pejabat senior AS mengatakan mereka berharap para pemimpin Irak akan meminta pasukan untuk tetap tinggal, sementara mengakui tidak populernya kehadiran pasukan Amerika di negara itu.

"Pembentukan Irak yang stabil, berdaulat dan mandiri adalah penting untuk tampilnya Timur Tengah yang aman, terbuka dan menentukan nasib diri," kata Patricia Haslach, koordinator transisi Irakr di Departemen Luar Negeri AS.

Dia bersaksi dengan rekan-rekannya dari Pentagon dan Badan AS untuk Pembangunan Internasional di panel Luar Negeri pada Dewan Perwakilan sebagai pemberontakan populer yang mengacaukan seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk di tetangga Irak Suriah.

Para pejabat AS menjelaskan bahwa tahun fiskal 2012 yang dimulai 1 Oktober akan melihat mereka lebih mengejar kerja sama politik dan ekonomi pada saat pasukan AS ditarik.

"Tahun anggaran 2012 akan merupakan tahun pertama dari bantuan keamanan normalisasi hubungan dengan Irak," kata Haslach dalam pernyataan tertulis bersama dengan Deputi Asisten Administrator senior USAID Crowley Christopher dan Kahl Colin, wakil asisten sekretaris pertahanan untuk Timur Tengah.

Lembaga-kembaga dan kantor AS "telah melakukan tingkat koordinasi dan perencanaan transisi di Irak yang belum pernah terjadi sebelumnya," tambah mereka.

Ketua subkomite, Steve Chabot, memperingatkan terhadap cepatnya penarikan pasukan dari Irak.

"Kemajuan Irak pada saat ini disayangkan sebagai sepositif seperti pada saat genting," dia kata.

"Ada alasan untuk pertanyaan kesiapan Irak."

Sekitar 45.000 tentara Amerika berada di Irak, terutama bertugas pada pelatihan dan memperlengkapi mitra Irak mereka, meskipun mereka semua harus mundur pada akhir tahun berdasarkan ketentuan pakta keamanan bilateral.

Pada awal bulan ini, Perdana Menteri Nuri al-Maliki menyerukan dialog nasional untuk mengukur apakah mereka harus tetap keluar pada 2011, dan Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan pada Selasa bahwa ia berharap para pemimpin Irak akan meminta pasukan AS tetap tinggal di sana di luar batas waktu, demikian AFP melaporkan. (AK/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011