Banjarnegara (ANTARA News) - Puluhan warga mendatangi Posko Penanggulangan Bencana Alam Kawah Timbang, Dataran Tinggi Dieng, di Kantor Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu malam.
Informasi yang dihimpun ANTARA menyebutkan kedatangan warga tersebut untuk mengetahui informasi terkini terkait perkembangan aktivitas Kawah Timbang yang saat ini berstatus siaga.
"Kami datang ke sini sekadar ingin tahu informasi perkembangan Kawah Timbang," kata seorang warga, Aris.
Seorang relawan tampak menemui beberapa warga untuk memberikan penjelasan mengenai aktivitas Kawah Timbang.
Dalam pembicaraan mereka, relawan itu menjelaskan bahwa Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono tidak asal menaikkan status Kawah Timbang.
"Mbah Rono (panggilan akrab Surono, red.) dalam memutuskan untuk menaikkan status Kawah Timbang dilakukan dengan penuh pertimbangan. Kami di sini dalam rangka tugas kemanusiaan untuk membantu warga agar tragedi Kawah Sinila tahun 1979 tidak terulang lagi," katanya.
Menurut dia, tragedi Sinila yang mengakibatkan 149 orang meninggal dunia itu sebenarnya berawal dari Kawah Timbang.
Ia juga menceritakan dua kejadian di Kawah Timbang beberapa puluh tahun lalu yang juga memakan korban jiwa serta menjelaskan sifat gas CO2 yang dikeluarkan kawah tersebut.
Setelah mendengarkan penjelasan, sebagian warga pergi meninggalkan posko.
Beberapa warga lainnya yang ditemui Kasubdit Bantuan Sandang Pangan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Endang Suhendar, diminta untuk melakukan ronda malam secara bergiliran.
"Silakan lakukan ronda tapi secara bergiliran agar stamina tetap terjaga," kata Endang.
Sementara itu, di sekitar Desa Batur, Kecamatan Batur, sempat tercium bau belerang yang cukup menyengat, sekitar pukul 20.30-21.30 WIB.
Informasi yang dihimpun dari warga, selama ini jarang tercium bau belerang yang menyengat di Desa Batur.
"Kemarin (31/5) malam, memang sempat tercium bau belerang tetapi tidak terlalu menyengat seperti saat ini. Mungkin bau belerang ini disebabkan angin mengarah ke barat," kata seorang warga, Umar. (SMT/M008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Kok,,,sekarang malah panik???
Coba pertahankan ucapan kalian...!!!
Mudah-mudahan saja lebih dari itu(gas beracun) misal LAHAR sekalian biar mampus sekalian.
Lah wong diingatkan berhati-hati malah nyeleneh,sok tahu dan angkuh...!!!dasar WONG EDAN..