Kairo (ANTARA News) - Sebanyak 66 warga negara Indonesia, umumnya mahasiswa, yang saat ini berlindung di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sanaa, Yaman, enggan dipulangkan ke Indonesia kendati situasi keamanan di negara itu kian memburuk.

"Mereka belum berkeinginan dipulangkan ke Indonesia dengan harapan situasi dan kondisi politik dan keamanan di Yaman segera membaik," kata siaran pers KBRI Sanaa yang diterima ANTARA Kairo, Rabu.

Disebutkan, KBRI pada Rabu memulangkan tahap ke lima sebanyak 17 orang terdiri atas 16 mahasiswa dan satu tenaga kerja wanita (TKW).

Rombongan evakuasi tahap lima ini meninggalkan Yaman dengan penerbangan Qatar Airways.

Sedianya evakuasi tahap lima ini terdaftar 23 orang, namun tujuh orang lagi belum dapat meninggalkan Yaman karena masih berurusan dengan perkuliahan mereka.

Pemulangan warga negara Indonesia (WNI) dari tahap pertama hingga ke lima ini dilakukan dengan cara pembelian tiket oleh KBRI untuk menumpangi pesawat komersial regular antara lain, penerbangan Qatar Airways, Airlines dan Emirates Airlines.

Dijelaskan, evakuasi didukung dana dari pemerintah pusat di Jakarta melalui Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia serta Sekretariat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI.

Sementara itu, KBRI telah menganjurkan kepada semua WNI agar segera meninggalkan negara bergolak itu karena situasi keamanan semakin tidak kondusif.

"Mengingat telah pecahnya pertempuran di sebagian di ibu kota Sanaa dan beberapa wilayah lainnya, maka KBRI menganjurkan kepada semua WNI, terutama yang berada di Sanaan, agar segera meninggalkan Yaman," demikian siaran pers KBRI.(*)

(Tz.M043/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011