Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan pembenahan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk mendorong target pertumbuhan ekonomi pada 2012 sebesar 6,5-6,9 persen.

"Kalau hanya menaikkan investasi dalam kegiatan-kegiatan di luar infrastruktur, sulit menaikkan (target) pertumbuhan. (Jadi) harus menaikkan investasi di infrastruktur, baru di hal yang lain," ujarnya saat ditemui seusai rapat kerja mengenai Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2012 dengan Badan Anggaran di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan saat ini kemampuan suplai dan produksi perekonomian sudah terpakai sepenuhnya sehingga sangat sulit untuk meningkatkan target pertumbuhan ekonomi.

Menurut dia, adanya kondisi tersebut yang tidak disertai dengan pembenahan dari sektor infrastruktur maka bisa diperkirakan bukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang meningkat namun laju inflasi.

"Kita melihat karena kapasitasnya sudah praktis terpakai penuh, maka ini tidak mudah menaikkan pertumbuhan dari yang ada. Jadi sekalipun ada yang investasi tapi untuk sektor yang lain, maka itu yang naik inflasinya bukan PDB-nya," ujarnya.

Darmin memprediksi apabila ada upaya untuk memperbaiki infrastruktur maka proyeksi target pertumbuhan yang ditetapkan pemerintah pada 2012 sebesar 6,5-6,9 persen dapat tercapai.

"Ini masih pertengahan 2011, sebetulnya kalau ada terobosan-terobosan untuk memperbaiki infrastruktur yang strategis misalnya untuk memperlancar angkutan ke Tanjung Priok, itu masih bisa (tercapai)," ujarnya.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2012 mencapai kisaran 6,5-6,9 persen dengan terus menjaga stabilitas ekonomi, selain karena kondisi perekonomian global yang semakin prospektif.

"Untuk mendukung pencapaian ekonomi tersebut, pemerintah akan terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi baik dari sisi harga (inflasi) maupun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo.

Pemerintah akan berupaya memperkuat fundamental perekonomian melalui penciptaan kebijakan yang mendukung penciptaan ekspansi ekonomi tinggi dan penciptaan stabilitas ekonomi makro secara berkesinambungan.

"Pemerintah juga akan melakukan evaluasi secara menyeluruh dan menciptakan inovasi dan kebijakan baru dalam berbagai dimensi ekonomi seperti aspek regulasi, prosedur bisnis, hukum, perpajakan, pengadaan tanah, kinerja birokrasi, serta kondisi infrastruktur," lanjut Menkeu.

Dengan mendasarkan perkembangan terkini ekonomi dan keuangan maka asumsi makro 2012 direncanakan antara lain pertumbuhan ekonomi 6,5-6,9 persen, inflasi 3,5-5,5 persen, suku bunga SPN 3 bulan 5,5-7,5 persen, nilai tukar rupiah Rp9.000-Rp9.300, harga minyak mentah Indonesia (ICP) 75-95 dolar AS per barrel dan lifting minyak 950-970 ribu barrel per hari.(*)
(T.S034/S025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011