sejak pandemi melanda pada pertengahan 2020, manajemen emiten berkode saham PEHA itu telah mengambil kebijakan yang adaptif dan inovatif.
Jakarta (ANTARA) - Emiten farmasi sekaligus anak usaha PT Kimia Farma Tbk, PT Phapros Tbk, mencetak pertumbuhan penjualan bersih 9,5 persen pada kuartal III 2021 menjadi Rp767,18 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp700,27 miliar.
Direktur Utama Phapros Hadi Kardoko dalam keterangan di Jakarta, Rabu, mengatakan, pertumbuhan penjualan tersebut ditopang oleh kinerja segmen obat etikal atau ethical branded. Obat etikal adalah obat yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Penjualan segmen obat etikal tumbuh signifikan hingga 66 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut dipicu oleh mulai banyaknya masyarakat yang berobat di rumah sakit pada kasus-kasus non COVID-19.
Baca juga: Phapros dan ASDP Indonesia Ferry kolaborasi pasok kebutuhan obat
"Industri farmasi dikategorikan sebagai moderate raised industry pada masa pandemic COVID-19 yang ditandai dengan meningkatnya permintaan akan vitamin dan obat yang terkait COVID-19, namun mengalami penurunan permintaan di segmen obat non-covid.
Dengan meningkatnya performa segmen obat etikal branded yang utamanya digunakan melalui peresepan dokter di klinik atau rumah sakit, maka menandakan saat ini masyarakat sudah mulai berani menjalani pengobatan non-covid di rumah sakit yang mungkin sempat tertunda selama pandemi," ujar Hadi.
Ia menambahkan bahwa sejak pandemi melanda pada pertengahan 2020, manajemen emiten berkode saham PEHA itu telah mengambil kebijakan yang adaptif dan inovatif.
Di sisi lain, perusahaan yang berbasis di Kota Semarang, Jawa Tengah, itu juga menjadikan inovasi penelitian dan pengembangan (research and development) sebagai langkah maju untuk mendorong pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
Baca juga: Industri farmasi diminta serap bahan baku domestik
Menjelang akhir tahun ini, Phapros baru saja meluncurkan produk barunya, yaitu Cardismo extended release (Cardismo XR) yang merupakan obat untuk penyakit jantung dan kardiovaskular.
Hadi menyampaikan bahwa salah satu pertimbangan pihaknya mengembangkan produk tersebut karena jumlah penderita penyakit jantung dan kardiovaskular di Indonesia yang masih cukup tinggi dan berpotensi meningkat pada masa depan di mana setidaknya 15 dari 1.000 orang atau saat ini terdapat 4,2 juta orang yang menderita penyakit kardiovaskular dan 2,78 juta diantaranya menderita penyakit jantung.
Cardismo XR yang terbuat dari bahan aktif Isosorbid mononitrat itu merupakan pengembangan dari produk Cardismo Phapros sebelumnya. Perbedaannya adalah produk tersebut merupakan tablet lepas lambat atau extended release (XR).
Jika sebelumnya penderita penyakit jantung koroner harus minum obat dua hingga tiga kali sehari, dengan Cardismo XR itu pasien cukup mengonsumsi satu kali sehari dengan efektivitas yang dapat dirasakan selama seharian, sehingga diharapkan kenyamanan dan kepatuhan pasien dalam meminum obat tersebut.
"Phapros optimis kinerja dan pertumbuhan double digit dalam tiga tahun ke depan akan dihasilkan oleh produk baru yang inovatif ini," kata Hadi.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021