Melbourne, Australia (ANTARA News)- Pada saat banyak pemain mempertimbangkan untuk mengundurkan diri, Lindsay Davenport justru berencana memperbaiki keberhasilannya di tahun 2005 dengan mengejar karir kelima Grand Slam di Australia Terbuka. Petenis Amerika berusia 29 tahun itu akhir tahun lalu menjadi petenis putri nomor satu WTA keempat kalinya, setelah mengatasi banyak cedera dan penampilan buruk yang mengancam mengakhiri karirnya dua tahun lalu. Davenport yang kembali dengan gaya yang tegas, mencapai final Australia Terbuka dan Wimbledon tahun lalu, hanya kalah atas Serena Williams di Melbourne dan Venus Williams di klub all-England. Yang penting, ia juga menunjukkan kekonsistenannya dengan mempertahankan sebagai petenis nomor satu. Ia memulai tahun 2006 dengan suatu penampilan yang kuat pada the Champions Challenge Cup di Hongkong, tempat ia mengalahkan Venus Williams di semifinal, sebelum dikalahkan petenis putri nomor dua dunia, Kim Clijsters, di final. "Mengingat saya sudah bekerja keras dan mengingat saya bermain dengan baik, pasti membuat saya merasa sangat siap untuk terjun ke Melbourne," kata Davenport setelah kekalahannya, seperti dikutip AFP. Ia mengatakan ia sedang berkonsentrasi untuk secara terus menerus memperbaiki permainan tenisnya tanpa gangguan. "Bagi saya, yang saya cemaskan adalah usaha untuk konsisten dengan prestasi saya, usaha untuk berbuat baik di Grand Slams, dan segala sesuatu seperti cedera dan peringkat yang di luar kendali saya, saya akan biarkan hal itu terjadi." Tetapi, statusnya barunya yang hanya menjadi pemain nomor empat dalam sejarah untuk mencapai peringkat nomor satu pada akhir tahun telah meningkatkan tekanan pada Davenport untuk menambah jumlah tiga gelar tunggal putri Grand Slamnya, yakni Australia Terbuka tahun 2000, Wimbledon tahun 1999, dan AS Terbuka 1998. Dari empat tahun saat ia menjadi petenis nomor satu pada musim itu, yakni 1998, 2001, 2004, dan 2005, hanya sekali ia meraih gelar Grand Slam, yaitu AS Terbuka 1998. Rekor tersebur bertentangan dengan juara tunggal Grand Slam yang direbut petenis putri nomor satu empat kali sebelumnya, Steffi Graf dengan 22, Chris Evert 18, dan Martina Navratilova 18. "Saya tahu dalam hati saya bahwa saya belum siap untuk berhenti, tetapi mulai sekarang saya akan menikmatinya dan saya ingin terus bermain dan melihat apa yang akan terjadi," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006