"Penambahan BLKK-BLKK baru dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja dan menciptakan usahawan baru di Indonesia," kata Ida saat berkunjung ke BLKK Unispro Biso SMK NU Tulungagung yang berlokasi di Desa Gedangsewu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa.
Saat ini, lanjut Ida, Kemenaker telah mencanangkan pembangunan 2.127 BLKK di seluruh Indonesia. Mulai ujung barat hingga ujung timur Indonesia.
Dan dari jumlah itu, hingga akhir 2021 ini sudah 778 BLKK selesai dibangun dan bahkan sebagian besar telah beroperasi mendidik ribuan calon tenaga kerja baru usia produktif untuk dilatih di berbagai bidang keahlian/ilmu.
Baca juga: Wakil Presiden apresiasi agenda kemandirian BLK Komunitas
Baca juga: Menaker harapkan 86 BLK Komunitas di Lampung mampu mandiri
Jebolan BLKK itu diharapkan menjadi lebih kompetitif di dunia kerja era pasar bebas saat ini.
"BLKK ini dibangun berbasis komunitas keagamaan dan serikat pekerja. Baik itu dari komunitas pesantren, seminari ataupun lainnya. Jadi sepanjang komunitas itu membutuhkan peningkatan kompetensi terhadap sumber daya produktif yang ada, akan kita bangun BLKK," ujarnya.
Dijelaskan, pengadaan dan pembangunan BLKK merupakan program nasional yang dibiayai menggunakan anggaran Kementerian Ketenagakerjaan, mulai bangunan, alat dan prasarana.
Dengan pembangunan BLKK, Ida berharap selain bisa menciptakan tenaga kerja, bisa menciptakan pengusaha baru yang nantinya menciptakan lapangan kerja.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BLKK Unipro Biso, Kozin menjelaskan, saat ini lembaganya telah bekerja sama dengan 10 perusahaan. Satu di antaranya berasal dari luar kota.
Lulusan BLKK Unipro Biso sudah seluruhnya diterima kerja dan menciptakan lapangan kerja sendiri.
"Setelah ikut pelatihan di sini, semuanya sudah bekerja, baik itu usaha mandiri, kelompok atau bekerja," terang Kozin.
Baca juga: BLK Kendari-FIB UHO kerja sama peningkatan kompetensi mahasiswa
Jebolan BLKK itu diharapkan menjadi lebih kompetitif di dunia kerja era pasar bebas saat ini.
"BLKK ini dibangun berbasis komunitas keagamaan dan serikat pekerja. Baik itu dari komunitas pesantren, seminari ataupun lainnya. Jadi sepanjang komunitas itu membutuhkan peningkatan kompetensi terhadap sumber daya produktif yang ada, akan kita bangun BLKK," ujarnya.
Dijelaskan, pengadaan dan pembangunan BLKK merupakan program nasional yang dibiayai menggunakan anggaran Kementerian Ketenagakerjaan, mulai bangunan, alat dan prasarana.
Dengan pembangunan BLKK, Ida berharap selain bisa menciptakan tenaga kerja, bisa menciptakan pengusaha baru yang nantinya menciptakan lapangan kerja.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BLKK Unipro Biso, Kozin menjelaskan, saat ini lembaganya telah bekerja sama dengan 10 perusahaan. Satu di antaranya berasal dari luar kota.
Lulusan BLKK Unipro Biso sudah seluruhnya diterima kerja dan menciptakan lapangan kerja sendiri.
"Setelah ikut pelatihan di sini, semuanya sudah bekerja, baik itu usaha mandiri, kelompok atau bekerja," terang Kozin.
Baca juga: BLK Kendari-FIB UHO kerja sama peningkatan kompetensi mahasiswa
Baca juga: Menaker dukung pembangunan BLK di Sigi
BLKK Unipro Biso memberikan pelatihan IT bidang multimedia.
Bidang ini dipilih lantaran kebutuhan akan multimedia cukup tinggi.
Dirinya mencontohkan dalam internal NU (Nahdlatul Ulama) sering ada kegiatan seremonial, yang membutuhkan dokumentasi dan publikasi. Belum lagi kegiatan di luar NU.
Tentu peluang ini dilirik untuk digarap oleh BLKK Unipro Biso. "Setiap angkatan cuma 16, lama pendidikan sebulan,” jelas Kozin.
Kursus di BLKK ini bisa diperoleh gratis atau mandiri berbayar. Untuk program gratis biasanya didukung oleh Kementerian Ketenagakerjaan, bahkan mendapat uang saku. Jika ditempuh mandiri, dirinya memastikan biayanya cukup terjangkau.
Baca juga: Kemnaker luncurkan desain perluasaan kesempatan kerja berbasis kawasan
BLKK Unipro Biso memberikan pelatihan IT bidang multimedia.
Bidang ini dipilih lantaran kebutuhan akan multimedia cukup tinggi.
Dirinya mencontohkan dalam internal NU (Nahdlatul Ulama) sering ada kegiatan seremonial, yang membutuhkan dokumentasi dan publikasi. Belum lagi kegiatan di luar NU.
Tentu peluang ini dilirik untuk digarap oleh BLKK Unipro Biso. "Setiap angkatan cuma 16, lama pendidikan sebulan,” jelas Kozin.
Kursus di BLKK ini bisa diperoleh gratis atau mandiri berbayar. Untuk program gratis biasanya didukung oleh Kementerian Ketenagakerjaan, bahkan mendapat uang saku. Jika ditempuh mandiri, dirinya memastikan biayanya cukup terjangkau.
Baca juga: Kemnaker luncurkan desain perluasaan kesempatan kerja berbasis kawasan
Baca juga: Ketua DPD RI tegaskan komitmen kawal dana BLK pesantren
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021