Menanggapi kemungkinan melonjaknya harga beras saat ini direkayasa pihak tertentu sehingga memungkinkan dilakukan impor beras, Mentan tidak menjawab secara pasti namun dia menyatakan korelasi ke arah itu cukup logis.
Jakarta (ANTARA News)- Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengakui adanya pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan harga beras saat ini sehingga menimbulkan gejolak di masyarakat. "Ada beberapa pihak yang memang mampu mengontrol harga. Harga tidak murni berlaku sebagai hukum pasar karena ada kekuatan yang mampu menguasai stok dalam jumlah besar," katanya di Jakarta, Jumat. Salah satu pihak yang dinilai mampu mengendalikan harga beras di pasaran saat ini, tambahnya, yakni pedagang karena persediaan padi di tingkat petani maupun stok di gudang bulog sedikit. Dikatakannya, stok gabah di tingkat petani sudah sangat menipis karena dalam empat bulan terakhir produksi mereka lebih kecil daripada konsumsi bahkan mulai Januari saat ini petani begitu panen gabah petani langsung habis terjual. Menanggapi kemungkinan melonjaknya harga beras saat ini direkayasa pihak tertentu sehingga memungkinkan dilakukan impor beras, Mentan tidak menjawab secara pasti namun dia menyatakan korelasi ke arah itu cukup logis. "Memang ada yang memperkirakan ke arah sana (untuk alasan impor beras). Tapi apakah memang benar seperti itu perlu diselidiki," katanya. Ketika ditanyakan kemungkinan adanya instansi pemerintah berada di belakang kenaikan harga beras saat ini, kembali Anton tak menjawab secara tegas namun dia menyatakan terutama instansi yang bisa menyimpan beras dalam jumlah besar kemungkinan yang bisa mengontrol harga. "Indikasi ke arah sana ada, karena kekuatan mereka untuk memainkan harga. Kita tidak tahu kalau hubungannya sampai ke sana (impor)," katanya . Anton menyatakan, dalam Rapat antara Deptan, Bulog dan Wapres, Jumat siang Wapres menugaskan Bulog agar secepatnya membeli beras petani saat harga turun sehingga tak jatuh terlalu rendah. Sebaliknya saat harga beras di pasaran melebihi harga maksimum maka lembaga tersebut agar segera melakukan operasi pasar."Ke depan fungsi Bulog harus dijalankan dengan benar. Jangan menjadi bagian yang bermain, ini yang tidak boleh," katanya. Sementara itu mengenai tingginya harga beras yang dinilai akan memukul petani karena mereka juga merupakan konsumen beras, Anton berpendapat sebaliknya bahwa harga beras yang tinggi akan menguntungkan petani terutama bagi yang memiliki lahan. "Yang tidak adil jika harga beras dikontrol sedangkan harga-harga lain dibiarkan tanpa kontrol apalagi beras melibatkan jutaan petani, akibatnya nilai tukar petani turun," katanya. Saat ini, tambahnya, harga beras memang naik tetapi harga-harga kebutuhan lain lebih besar kenaikannya oleh karena itu jika harga beras ditekan maka nilai tukar petani bisa lebih rendah lagi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006