Beijing (ANTARA) - Seorang calon mahasiswi pascasarjana di Jinan, Provinsi Shandong, China, yang membawa anaknya berusia enam tahun saat mengikuti ujian masuk, telah memicu kontroversi publik.
Ia mengaku ingin memberikan pengalaman berharga kepada anak lelakinya mengenai situasi ujian masuk pendidikan program pascasarjana.
Masih 15 tahun atau 5.400 hari lagi bagi dia untuk mengikuti ujian seperti ini, demikian ibu muda bermarga Li tersebut seperti dikutip media China, Selasa.
Ia merasa yakin pengalaman menyaksikan ujian masuk itu kelak dapat membantu sang anak.
Kepada media China, Youyou, sang anak, menuturkan cita-citanya bisa melanjutkan pendidikan di Tsinghua University, kampus elite di Beijing.
Beberapa warganet China tidak sependapat dengan sikap Li dengan memberikan argumentasi bahwa masa depan sang anak tidak hanya ditentukan oleh ujian.
"Saat si bocah masih kecil, seharusnya tidak banyak menerima tekanan. Lebih baik anak Anda dibawa ke museum, kebun binatang, atau taman hiburan untuk membantu perkembangan otak dan membuatnya bahagia," tulis seorang netizen di Weibo.
"Saat si anak tumbuh, banyak hal yang membuatnya berpikir untuk dirinya sendiri," tulis netizen lainnya.
"Jangan khawatir. Dalam dua hari anak itu sudah lupa. Saya punya anak seusia dia dan keinginannya hanya menjadi Batman," komentar yang lain.
Sedikitnya 4,57 juta orang di seluruh pelosok China mengikuti ujian masuk pascasarjana tahun akademik 2022 pada Sabtu (25/12) dan Minggu (26/12).
Baca juga: Aktivitas sekolah di China tengah dihentikan akibat badai salju
Baca juga: Hari pertama sekolah tanpa PR di China
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021