Jakarta (ANTARA News) - Keragaman seni Indonesia ditampilkan dalam Pameran Seni Rupa Nusantara 2011 bertajuk I"maji Ornamen", yang diadakan oleh Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film (Ditjen NBSF) Kemenbudpar, diramaikan oleh ratusan seniman berbakat.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menanggapi positif kegiatan dua tahunan ini.
Menurut Menteri Jero Wacik, motif, ragam hias, atau ornamen merupakan salah satu dari sekian banyak anugerah seni budaya Indonesia yang tidak pernah kering untuk digali dan dikembangkan.
Hal itu, katanya, bisa terlihat dari berbagai karya seni seperti arca, relief candi, arsitektur tradisional, batik, wayang, keris, dan lain-lain.
"Kekayaan dan keindahan ragam hias tersebut, selain harus dilindungi, juga perlu dikembangkan agar berdayaguna," kata Menbudpar.
Menbudpar melanjutkan, dengan karya seni, Indonesia mampu bersaing dalam memajukan peradaban dunia tanpa harus kehilangan identitas di tengah arus globalisasi.
"Semoga pameran ini bisa menginspirasi seniman muda untuk tetap gigih memperkuat jati diri dan karakter bangsa," imbuhnya.
Pameran itu melibatkan 152 seniman yang datang dari berbagai penjuru tanah air.
Mereka menampilkan karya yang cukup beragam seperti lukisan, patung, keramik, fotografi, object art, multimedia art, tapestry, dan beragam media lainnya.
Pameran seni rupa yang telah digagas sejak 2001 ini berhasil menjadi wadah para seniman berbakat, baik yang sudah banyak jam terbangnya, maupun yang tergolong pemula.
Salah satu seniman muda yang mengikuti event ini adalah Camelia Mitasari Hasibuan. Meski usianya maih 18 tahun, karya-karya lukisnya tergolong kuat dan menarik.
Event ini dikuratori oleh Kuss Indarto, sementara tema yang diambil merupakan upaya untuk mengajak seniman memikirkan kembali (re-thinking), membaca kembali (re-reading), dan menemukan kembali (re-inventing) nilai-nilai dalam ornamen yang telah banyak bergerak di sekitar sebagai nilai lokal untuk dikembangkan.
Para seniman yang terlibat dalam pameran ini direkrut dengan dua metode, yakni dengan undangan dan aplikasi atau pengajuan. Sekitar 139 seniman aplikasi telah lolos penyaringan dari sekitar 550-an seniman. Sedangkan seniman yang khusus diundang ada 13 orang.
Pameran yang digelar pada 19-21 Mei ini juga berhasil menyentuh berbagai daerah yang jarang mendapatkan kesempatan untuk mengapresiasikan seninya seperti Kupang, Gorontalo, Medan, Wonosobo, Padang, Batu, dan Tembilahan. (W001)
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011