Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Mei 2011 terjadi inflasi sebesar 0,12 persen karena ada peningkatan harga kebutuhan sandang.
"Inflasi disumbangkan oleh peningkatan harga kebutuhan sandang seperti emas perhiasan," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Djamal di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan harga-harga kebutuhan pokok masih mengalami penurunan, sehingga menyumbang deflasi sebesar -0,07 persen.
Namun, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen serta kelompok sandang 0,05 persen.
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa barang 0,02 persen serta kelompok kesehatan juga mengalami inflasi 0,02 persen.
"Kesehatan menyumbang inflasi karena ada kenaikan tarif pendaftaran rumah sakit dan tarif kamar rawat inap," ujar Djamal.
Sementara, kelompok pendidikan dan rekreasi belum memberikan andil inflasi maupun deflasi, karena saat ini belum memasuki masa liburan dan pendaftaran anak sekolah untuk tahun ajaran baru.
"Tapi, diprediksi pada satu atau dua bulan mendatang, kelompok ini akan menyumbang andil inflasi terbesar," ucapnya.
Secara keseluruhan, andil inflasi Mei disumbangkan inflasi umum 0,12 persen, inflasi inti 0,17 persen, harga diatur pemerintah 0,04 persen dan harga bergejolak -0,09 persen.
Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-Mei tercatat 0,51 persen dan inflasi "yoy" 5,98 persen.
Selain itu, inflasi inti Mei tercatat 0,27 persen dan inflasi inti "yoy" 4,64 persen.
Djamal menjelaskan dari 66 kota IHK, sebanyak 51 kota mengalami inflasi dan 15 kota menyumbang deflasi.
Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 1,66 persen dan Kendari 1,08 persen. Inflasi terendah masing-masing terjadi di tiga kota yaitu Mataram, Kediri dan Denpasar sebesar 0,02 persen.
"Inflasi di Ambon terjadi karena ada peningkatan harga emas, ikan, sayur mayur dan tomat," papar Djamal, menjelaskan.
Sementara, kota penyumbang deflasi terbesar adalah Tarakan sebesar -1,14 persen dan Lhokseumawe -1,13 persen yang disebabkan karena turunnya harga cabai dan kacang-kacangan.
(S034)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011