"Ketika orang ramai berdesakan mau melontar jumrah, kami terbawa arus menuju ke atas jembatan Jamarat. Di depan, saya lihat sudah banyak orang jatuh duluan. Saya pun jatuh menimpa tumpukan orang-orang sehingga ada dua lapis manusia yang terinjak-inj
Jakarta (ANTARA News)- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan hingga kini pemerintah RI masih menunggu laporan mengenai jumlah pasti korban dari jemaah Indonesia dalam tragedi Jamarat, Mina, Kamis yang menewaskan banyak korban, dua di antaranya dipastikan dari Indonesia. "Kita masih tunggu laporan dulu. Tentu ini namanya musibah yaa.. pada waktunya tentu pemerintah Arab Saudi pasti akan memberikan penjelasan," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan seusai sholat Jumat di kantor Wapres Jakarta, Jumat. Menurut Wapres, pemerintah sekarang masih terus menunggu berapa sebenarnya jumlah korban jemaah haji Indonesai dalam musibah Jamarat tersebut. Tragedi yang terjadi pada pukul 03.00 Waktu Saudi atau pukul 07.00 WIB, setidaknya terdapat 358 jemaah haji dari berbagai negara dipastikan tewas dalam tragedi Jamarat, Mina, yang terjadi pada Kamis (12/1) sore. "Berdasarkan peninjauan langsung ke rumah sakit, dua haji dipastikan dari Indonesia menjadi korban tragedi Jamarat, satu laki-laki dan satu wanita," kata Kepala Informasi dan Komunikasi Satuan Operasional (Satops) Arafah-Mina, Fatwa Suratnoko, yang dihubungi ANTARA di Mina, Jumat dinihari Waktu Saudi. Satu haji Indonesia teridentifikasi asal Lampung dari Kloter 40 Jakarta-Bekasi bernama Satimin (65). Satu lainnya wanita bernama Rospita Ali Munsir (40), isteri dari Rizal, seorang WNI yang bekerja sebagai staf Konjen Brunei Darussalam di Jeddah. Fatwa mengatakan, pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang tergabung dalam Satops Armina terus melakukan pemantauan langsung di rumah sakit-rumah sakit yang menjadi tempat penampungan jenazah. "Selain memantau jamaah wafat, sekarang ini kita juga terus memantau jemaah haji Indonesia yang mengalami luka-luka di rumah sakit," katanya. Menurut Fatwa, korban meninggal dunia akibat tragedi Jamarat yang sudah berhasil diidentifikasi mencapai 358 jenazah yang terdiri atas 153 wanita dan 205 pria. Kebanyakan jemaah yang meninggal berasal dari Pakistan, India, Turki dan Afrika. Sementara itu, Rizal yang isterinya menjadi korban mengatakan, Kamis (12/1) sekitar pukul 15.30 Waktu setempat, ia bersama isteri (almarhum Rospita) dan ibunya berada di tengah keramaian orang yang melakukan jumrah. "Ketika orang ramai berdesakan mau melontar jumrah, kami terbawa arus menuju ke atas jembatan Jamarat. Di depan, saya lihat sudah banyak orang jatuh duluan. Saya pun jatuh menimpa tumpukan orang-orang sehingga ada dua lapis manusia yang terinjak-injak,"ungkapnya. Ia menambahkan bahwa polisi tiga kali menyetop tidak bisa. "Untuk maju ke depan tidak bisa karena sudah banyak mayat bergelimpangan," kata Rizal yang bekerja sebagai staf lokal Konjen Brunei Darussalam di Jeddah. Ia menuturkan, saat itu dirinya terpisah dari isterinya namun berhasil menyelamatkan ibunya. Akhirnya, isterinya ia temukan sudah meninggal dunia. "Saya sudah kenali, itu (jenazah) memang isteri saya, saya buka gelangnya. Cincinnya belum sempat saya buka, tetapi polisi sudah langsung membawanya. Dia (almarhumah) memakai baju merah dan hitam," kata Rizal yang ditemui di RS At Tawari Mu`aisim, Mina, dengan mata berkaca-kaca menahan haru.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006