New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik tajam pada Selasa waktu setempat karena dolar melemah terhadap euro di tengah rumor dana talangan lain Yunani dan meningkatnya kerusuhan di Yaman, rute utama perdagangan minyak.
Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli, ditutup di 102,70 dolar AS per barel, naik 2,11 dolar AS dari Jumat.
Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juli melonjak $ 2,05 dolar AS menjadi berakhir pada 116,73 dolar AS per barel.
Pasar AS dan Inggris tutup pada Senin untuk hari libur umum.
Dolar lemah mendorong harga komoditas pada umumnya, ujar Rich Ilczyszyn pialang berjangka Lind-Waldock.
Dihargakan dalam dolar, komoditas menjadi lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang kuat dan merupakan sebuah lindung nilai terhadap depresiasi dolar lebih lanjut.
Serentetan berita ekonomi AS yang lemah juga membebani sentimen. Indeks keyakinan konsumen dari Conference Board (lembaga riset swasta) jatuh, aktivitas manufaktur Mei di wilayah Chicago terus melambat dan indeks S&P/Case-Shiller harga rumah jatuh.
Pedagang minyak juga sedang membangun sebuah premi risiko terkait dengan ketegangan di Timur Tengah dan Afrika Utara, khususnya situasi di Yaman, kata Phil Flynn dari PFG Best Research.
Bentrokan mematikan meletus di ibukota Yaman, Sanaa, pada Selasa, menghancurkan sebuah gencatan senjata antara pasukan loyalis dan suku pembangkang, karena aparat keamanan menembak mati tujuh pengunjuk rasa di kota kedua terbesar Taez.
"Yaman dianggap sebagai pusat dari jaringan teror Al-Qaeda dan berbatasan langsung dengan Arab Saudi, produsen minyak terbesar di dunia. Akibatnya, ada risiko tinggi dari kerusuhan mendestabilisasi seluruh kawasan," analis Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan kliennya, demikian AFP melaporkan. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011