Jakarta (ANTARA) - Korban jiwa akibat Topan Rai di Filipina bertambah menjadi 389 orang, sementara 64 lainnya masih hilang, menurut badan penanggulangan bencana pemerintah negara tersebut pada Senin (27/12).

Dewan Manajemen dan Penanggulangan Risiko Bencana Nasional (National Disaster Risk Reduction and Management Council/NDRRMC) mengatakan bahwa topan yang melanda Filipina pada 16 Desember itu juga menyebabkan 1.146 orang luka-luka.

Foto menunjukkan sebuah permukiman nelayan yang hancur akibat Topan Rai di sepanjang garis pantai di Provinsi Leyte, Filipina, pada 22 Desember 2021. (Xinhua)Foto menunjukkan sebuah permukiman nelayan yang hancur akibat Topan Rai di sepanjang garis pantai di Provinsi Leyte, Filipina, pada 22 Desember 2021. (Xinhua)

Menurut NDRRMC, Topan Rai memengaruhi kehidupan lebih dari 4,2 juta orang di 11 wilayah di bagian tengah dan selatan Filipina, serta beberapa daerah di Pulau Luzon.

Topan Rai merupakan topan ke-15 sekaligus yang terkuat yang melanda Filipina selama 2021 sehingga penduduk terpaksa mengungsi ke pusat evakuasi karena rumah mereka rusak.

Terdata hampir 315.000 dari 570.000 lebih pengungsi yang kehilangan tempat tinggal untuk sementara waktu ditampung di 1.179 pusat evakuasi. Sebanyak lebih dari 500.000 rumah dilaporkan hancur.

Kerusakan akibat topan pada pertanian dan infrastruktur mencapai lebih dari 22 miliar peso (1 peso = Rp283).

Wakil Menteri Kesehatan Filipina Maria Rosario Vergeire mengatakan dalam konferensi daring bahwa topan itu merusak 141 fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit di lima daerah yang terdampak parah oleh badai.

Foto menunjukkan sebuah permukiman nelayan yang hancur akibat Topan Rai di sepanjang garis pantai di Provinsi Leyte, Filipina, pada 22 Desember 2021. (Xinhua

Departemen Kesehatan Filipina terus memantau penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan seperti diare dan gastroenteritis akut di daerah-daerah yang dilanda topan yang menyebabkan beberapa pasien dilarikan ke rumah sakit.

Vergeire mengimbau para pengungsi untuk mengikuti langkah-langkah pencegahan infeksi di tengah pandemi COVID-19, seraya mengatakan bahwa sangat penting untuk mengawasi pengungsi dengan gejala virus corona, serta menyediakan kamar terpisah bagi kelompok rentan seperti lansia.

Dia menambahkan, topan itu juga berdampak pada 62 laboratorium pengujian COVID-19 dan menyebabkan ribuan dosis vaksin rusak akibat dampak pemadaman listrik.

Pemerintah Filipina terus menyalurkan bantuan ke daerah-daerah yang terdampak, termasuk memberikan makanan, air minum, sembari memperbaiki jalan, jaringan telekomunikasi, dan rumah yang rusak.

China telah menawarkan bantuan mendesak termasuk paket makanan, sumbangan beras, dan uang tunai untuk mendukung upaya bantuan dan pemulihan pemerintah Filipina serta membantu para korban bencana topan di negara Asia Tenggara itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2021