"Saya melihat mata pelajaran Pancasila itu masih dibutuhkan di sekolah-sekolah, namun diperlukan variasi atau model lain, sehingga tidak terkesan kaku ketika diajarkan kepada murid," katanya di Banda Aceh, Selasa malam.
Menanggapi peringatan Hari Jadi Pancasila 1 Juni 2011, Anas M Adam menyebutkan, selama ini mata pelajaran Pancasila yang diajarkan di lembaga pendidikan itu agak kaku.
"Artinya, metode pembelajaran selama ini masih sebatas hafalan khususnya ketika upacara tertentu, misalnya setiap Senin pagi di sekolah-sekolah. Anak-anak cukup pintar menghafalnya, tapi hanya sebagian kecil mengamalkannya," katanya menambahkan.
Yang paling penting, kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Aceh itu yakni Pancasila sebagai ideologi atau falsafah negara bagi bangsa Indonesia ini harus diamalkan sehingga dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, penanaman prinsip atau hakekat yang terkandung dalam Pancasila tersebut harus dimengerti oleh para anak didik sejak dari tingkat SD hingga SMA.
"Selama ini kita hanya terjebak pada urutan dari butir-butir Pancasila, sementara makna yang terkandung dalam falsafah negara ini seakan-akan terabaikan. Tidak sedikit anak-anak yang bisa menghafal satu per satu dari butir-butir Pancasila," katanya.
Model selain menghafal Pancasila, kata Anas Adam, yakni adanya penanaman dan pengakuan dari nilai-nilainya, sehingga bisa memberikan pemahaman apa arti dari falsaha negara tersebut.
Akan tetapi, tidak kalah pentingnya jika para guru, pegawai negeri dan elemen masyarakat lainnya mempraktekkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap gerak dan langkahnya sehari-hari, kata dia menambahkan.
Ketika ditanya terkait butir-butir Pancasila, ia menyatakan di tingkat masyarakat Aceh cukup banyak yang bisa menghafalnya meski provinsi ini pernah bergejolak akibat konflik berkepanjangan.
"Saya pikir mayoritas masyarakat Aceh itu bisa menghafal Pancasila sebagai falsafah negara, tapi sedikit sekali warga yang bisa mengimplementasikan nilai-nilai dari Pancasila tersebut," kata dia.(*)
(T.A042/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011