Manila (ANTARA News/AFP) - Kekaguman generasi muda terhadap televisi, internet, video game dan hiburan elektronik lainnya mempersulit upaya untuk melindungi keanekaragaman hayati di dunia, kata seorang pejabat PBB, Selasa.

Karena banyak anak muda tinggal di perkotaan dan terasing dari alam, mereka mungkin tidak menyadari nilai-nilai untuk melindungi ekosistem alam dan spesies, kata Ahmed Djoghlaf, Sekretaris Eksekutif PBB bidang Keanekaragaman Hayati.

"Anak-anak kita sibuk berada di belakang komputer mereka, SMS mereka, videogame mereka, atau menonton TV. Mereka hidup di dunia maya dan kita harus kembali menghubungkan mereka dengan alam," kata Djoghlaf sebuah forum keanekaragaman hayati di Asia Tenggara di Manila.

"Mereka tidak melihat bagaimana kentang ditanam. Mereka hanya melihat kentang di sebuah rak supermarket."

Dia mengutip survei yang menunjukkan bahwa anak-anak di negara-negara maju menghabiskan 95 persen waktu luang mereka untuk menonton TV atau bermain komputer, dan hanya lima persen yang beraktivitas di luar ruangan.

Survei lain menunjukkan bahwa 20 persen dari anak-anak Amerika belum pernah memanjat pohon, kata Djoghlaf.

Menegaskan bahwa minimnya pendidikan merupakan salah satu ancaman terbesar bagi upaya pelestarian warisan alam, Djoghlaf mengutip sebuah survei di Eropa di tahun 2009 yang menunjukkan jika 60 persen dari total populasi tidak tahu arti kata "keanekaragaman hayati".

"Bagaimana anda bisa melindungi sesuatu yang anda tidak tahu? Bagaimana Anda dapat melindungi sesuatu yang belum pernah Anda lihat?" tanyanya.(*)

(Uu.G003/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011