Poso (ANTARA News) - Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) pada Selasa sore kembali menggeledah salah satu rumah di Lorong Famili, Kelurahan Sayo, Kecamatan Poso Kota Selatan, Poso, Sulawesi Tengah, yang diduga terkait dengan jaringan pelaku penembakan tiga polisi di Palu, Rabu (25/5).

Rumah tersebut diketahui adalah milik Ridwan, salah seorang yang diduga terkait jaringan pelaku penembakan polisi di Palu.

Rumah yang terletak di lorong padat penduduk itu saat ini hanya ditinggali oleh dua anaknya dan keluarga lainnya, setelah Sebelumnya Ridwan bersama istrinya, NA, telah diamankan di Polres Poso sejak Minggu (29/5).

Polisi tiba di rumah tersebut sekitar pukul 16.30 WITA. Anggota Densus 88 yang datang ke lokasi tidak menggunakan seragam kepolisian yang khusus menangani kasus-kasus teroris di Indonesia itu. Penggeledahan dilakukan kurang lebih satu jam.

Mereka tiba di lokasi menggunakan empat unit mobil Toyota jenis Avanza dan Innova.

Dalam penggeledahan tersebut polisi hanya menemukan sebuah peta kontur hutan Poso dan peta hutan Kabupaten Sigi. Penggeledahan tersebut disaksikan keluarga Ustaz Moh Jabir, yang juga keluarga Ridwan.

Penggeladan itu tidak sempat menjadi perhatian warga setempat kecuali hanya dari keluarga terdekat yang ada di sekitar rumah Ridwan.

Ustaz Moh Jabir mengatakan, dirinya sama sekali tidak mengetahui aktivitas Ridwan selama ini.

Dirinya mengaku lega setelah polisi mengambil barang berupa peta hutan tersebut.

"Kami dari pihak keluarga tidak tahu kegiatan Ridwan selama ini. Kami juga sudah lega setelah barang itu diambil polisi," katanya.

Jabir mengatakan, nanti belakangan ini diketahui dugaan keterlibatan Ridwan setelah ramai diberitakan media. Menurut Jabir, dari informasi yang dia terima, istri tersangka Hariyanto menyampaikan pesan ke istri Ridwan agar menyimpan amunisi. Lalu kemudian, istri Ridwan menyuruh lagi Ridwan menyimpan amunisi tersebut di sebuah kebun yang sudah digeledah polisi, Minggu lalu.

Menurut Jabir, kasus yang menimpa keluarganya itu segera selesai sehingga tidak membuat masyarakat Poso menjadi resah.

"Kami semua masyarakat ingin agar Poso ini aman," katanya.
(T.A055)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011