"Pengembangan energi alternatif di Indonesia sangat tergantung dari pola pikir dan kemauan politik pemerintah," kata Megawati ketika menjadi pembicara utama pada seminar nasional "Menuju Kemandirian Energi Nasional" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, Indonesia adalah negara kepulauan yang rawan terhadap bencana alam sehingga pola pengembangan energi alternatifnya harus disesuaikan dengan kondisi alam di Indonesia.
Ketika masih menjadi Presiden Republik Indonesia, kata dia, ada pihak yang mengusulkan agar Indonesia memanfaatkan energi nuklir sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi.
"Waktu itu saya tidak setuju karena mempertimbangkan Indonesia adalah negara kepulauan," katanya.
Menurut dia, pihak yang mengusulkan tersebut menilainya sebagai memiliki pemikiran yang kolot dan tidak modern.
Namun, katanya, perjalanan waktu membuktikan bahwa energi nuklir tidak cocok untuk negara seperti Indonesia.
Megawati mencontohkan, Jepang yang juga negara kepulauan di Asia, ketika terjadi gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret 2011, menyebabkan reaktor nuklirnya yang ada di Provinsi Nagasaki meledak dan radiasi melanda sebagian wilayah Jepang.
"Masyarakat Indonesia baru ramai mempersoalkan bahwa nuklir tidak tidak cocok untuk negara kenaga kepulauan," katanya.
Menurut dia, kalau Jepang adalah negara maju yang cepat mengatasi persoalannya, sehigga meskipun terjadi ledakan reaktor nuklir bisa cepat stabil.
Bagaimana kalau reaktor nuklir yang meledak seperti itu terjadi di Indonesia, kata Megawati dengan nada tanya.
"Saya kira yang pertama sekali dilakukan adalah saling menyalahkan," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Megawati juga mempertanyakan soal kebijakan energi nasional pada pemerintahan saat ini, apakah sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Apakah Indonesia sudah melakukan penelitian secara berkesinambungan soal nergi alternatif yang paling sesuai dengan kondisi geografis dan alam Indonesia.
"Negara Indonesia akan menjadi besar jika pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitiannya juga dilakukan secara berkesinambungan," demikian Megawati.
(T.R024)
(T.R024/B/S019/S019) 31-05-2011 13:59:03
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011