Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengatakan model pembiayaan untuk partai politik perlu direformasi untuk menjaga transparansi dan kepastian dalam pertanggungjawabannya.
Rizal menjelaskan, di Jakarta, Selasa, reformasi dalam pembiayaan partai politik yang dimaksud yaitu dengan memberlakukan satu sumber saja untuk pendanaan partai yakni dari negara.
"Tetapi dengan syarat partai harus bersedia diaudit termasuk diaudit investigatif," katanya dalam seminar yang diselenggarakan Pusat Kajian Strategi Politik Pemerintahan.
Menurut dia, dengan pembiayaan hanya melalui negara, maka ini akan menutup kesempatan adanya pendanaan dari sumber-sumber lain yang tidak jelas.
Selain itu, jika sumber pendanaan partai hanya dari negara, maka pertanggungjawabannya akan lebih mudah. Jika terbukti ada penyelewengan dalam penggunaan dana dari negara oleh pengurus partai, maka dapat langsung ditindak.
Kemudian, apabila ada pengurus partai yang terlibat kasus korupsi, subsidi bagi partai ini harus dikurangi. Dengan demikian, ujarnya, partai akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Partai juga dituntut untuk bekerja sungguh-sungguh untuk rakyat dan partai harus mencalonkan pemimpin yang amanah dan berintegritas.
"Jadi kita gunakan anggaran untuk mengubah perilaku partai, dari perilaku yang `kriminal` menjadi amanah," ujarnya.
Usulan untuk melakukan reformasi dalam pembiayaan partai ini muncul karena keprihatinan kondisi saat ini. Menurut dia, demokrasi yang telah diperjuangkan ini justru diganggu dengan kekuatan uang dan prilaku kriminal dari para politisi.
"Banyak dari eksekutif dan legislatif kita yang bermasalah. Kita tidak bisa biarkan kondisi ini terus-menerus seperti ini," katanya.
Partai politik, ujarnya, terbukti tidak bersungguh-sungguh memperjuangkan rakyat dan DPR sebagai lembaga legislatif justru digunakan oleh anggota legislatifnya untuk memperkaya diri.
"Maka demokrasi kriminal ini harus dihentikan dan lakukan pembaharuan pembiayaan partai politik," ujarnya.
Sementara itu, acara seminar yang diselenggarakan PKSPP ini juga menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya yaitu ekonom Kwik Kian Gie dan mantan KSAL Laks TNI (Purn) Slamet Subianto.
(H017/A041)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011