Dalam wawancara televisi yang langka di rumah mewahnya di Dubai, Thaksin mengatakan dalam acara "Lateline" dari stasiun televisi Autralia ABC bahwa ia yakin partai Puea Thai akan memenangkan pemilihan umum yang dijadwalkan Juli tahun ini.
"Berdasarkan jajak pendapat oleh banyak institusi, termasuk laporan interim kami, kami yakin partai Puea Thai akan keluar sebagai pemenang," kata Thaksin, yang dilengserkan dalam kudeta pada 2006 dan hidup di luar negeri guna menghindar dari hukuman penjara atas tuduhan korupsi.
Pemilu nanti akan menghadapkan adik perempuannya Yingluck Shinawatra dengan saingannya, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva dari Partai Demokrat yang elit, dalam pertarungan yang diperkirakan berjalan sangat alot.
Yingluck tidak berpengalaman secara politik dan banyak warga Thailand merasa pencalonannya sebagai kandidat oposisi mengonfirmasi peran sentral Thaksin dalam arena politik negara kerajaan tersebut meski hidup dalam pengasingan.
Thaksin, yang disanjung oleh banyak warga pedalaman dan kaum buruh Thailand atas kebijakan populisnya untuk rakyat banyak namun dibenci oleh kaum elit di Bangkok, yang memandangnya sebagai korup dan otoritarian, mengakui ia masih memiliki pengaruh.
"Ya, saya mungkin berpengaruh secara ide dan cara berpikir karena saya lebih berpengalaman dibanding lainnya, dan saya hanya ingin melihat mereka mencapai kesuksesan," katanya dalam acara televisi yang disiarkan pada Senin.
"Dan saya juga berbagi pengalaman sebagai mantan perdana menteri dan pengalaman melarikan diri keliling dunia," jelasnya.
Tetapi ia menyangkal adiknya sebagai boneka kekuasaannya, melainkan ia mengatakan Yingluck merupakan "klon" Thaksin.
"Ia merupakan adik perempuan termuda. Ia bekerja dengan saya sejak awal. Jadi saya mengajari dan melatihnya, pola kerjanya hampir menyerupai saya," ujarnya.
Ia mengatakan klon berarti "berbudaya sama, berlatar belakang sama, berbuah pikiran sama, tingkah laku sama dan berpola pikir sama."
Yingluck telah menetapkan dengan jelas bahwa akan memberi amnesti kepada pihak dengan tuntutan politik sebagai prioritasnya, tetapi Thaksin menyangkal bahwa tindakan itu merupakan cara untuk memperoleh pengampunan agar dapat kembali berpolitik.
"Tidak, bukan begitu," katanya. "Rekonsiliasi merupakan prioritas, bukan amnesti. Rekonsiliasi: amnesti mungkin merupakan bagian yang sama, tetapi tidak seluruhnya," jelasnya.
Thaksin mengatakan ia ingin kembali ke Thailand pada akhir tahun ini untuk mengucapkan selamat ulang tahun ke-84 kepada Raja Bhumibol Aduldej, tetapi mengelak dari anggapan bahwa tujuan utamanya ialah kembali menguasai Negeri Gajah Putih.
"Adik termuda saya sudah berada di sana, jadi saya tidak perlu kembali menjadi perdana menteri," katanya, menegaskan bahwa ia hanya ingin memberi kuliah dan bermain golf.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011