Kabul (ANTARA News) - Pasukan asing di Afghanistan pada Senin meminta maaf atas kematian sembilan warga Afghanistan setelah Presiden Hamid Karzai mengecam serangan udara, yang ia dan pejabat katakan menewaskan 14 orang, termasuk anak-anak.
Pernyataan itu mengatakan bahwa serangan di provinsi selatan, Helmand, tersebut dilakukan pada Sabtu sesudah pejuang, yang sebelumnya membunuh marinir patroli, bersembunyi di perumahan dan menembak.
Perumahan diserang dari udara itu adalah rumah warga.
Pejabat setempat menyatakan lima gadis, tujuh bocah laki-laki dan dua perempuan termasuk yang tewas oleh pasukan asing tersebut.
"Saya menyampaikan permintaan maaf tulus bagi sembilan warga, yang tewas dalam kejadian di kabupaten Now Zad, propinsi Helmand, pada 28 Mei itu," kata pernyataan Mayor Jenderal John Toolan, panglima Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk wilayah Afghanistan barat daya.
Ia menegaskan "prioritas utama" sekutu adalah menghindari korban di kalangan rakyat, dengan menambahkan bahwa penyelidikan penuh sedang dilakukan.
"Sementara saya tahu tidak ada harga atas jiwa manusia, kami memastikan bahwa kita menghormati keluarga sesuai dengan budaya Afghanistan," tambah Toolan.
Ia tidak menjelaskan perbedaan antara jumlah korban versi ISAF dan yang diberikan pejabat Afghanistan.
Permintaan maaf itu datang setelah kantor Karzai mengeluarkan yang dikatakannya "peringatan terahir" untuk pasukan Amerika Serikat dan pimpinan NATO atas korban dikalangan rakyat akibat kejadian pada Sabtu itu, yang digambarkannya kesalahan besar.
Sebagai tanggapan, juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan kepada wartawan, "Kami berbagi dan menganggap sangat serius keprihatinan Karzai."
Kematian warga dalam gerakan tentara asing sangat peka di Afghanistan, yang sering memicu unjuk rasa marah dan pengutukan keras Karzai.
Namun, ahli di Afghanistan memperingatkan bahwa "peringatan terahir" Karzai kemungkinan menghasilkan dampak terbatas.
"Saya yakin ia tidak bisa berbuat apa pun," kata pengulas Waheed Mujda.
"Rakyat Afghanistan pikir tidak ada pemerintah Afghanistan, hanya ada pemerintah pasukan asing di Afghanistan, karena presiden lumpuh. Ia terjebak di antara penyeru tindakan dengan pasukan asing, tempat ia bergantung dalam banyak hal," katanya.
pasukan asing akan menyerahkan kendali keamanan di beberapa daerah lebih aman kepada pasukan Afghanistan sejak Juli, awal resmi peralihan untuk menuntaskan penarikan semua pasukan tempur asing pada 2014.
Tentara Afghanistan saat ini berjumlah 160.000 dan polisi 126.000, di bawah kegiatan gencar meningkatkan jumlah dan mutu pasukan Afghanistan.
Pada saat ini, pasukan Afghanistan tidak ikut dalam serangan udara, karena keterbatasan berat angkatan udara muda negara itu.
Secara terpisah, Gubernur Nuristan pada Minggu mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa 18 warga dan 20 polisi tewas akibat "salah tembak" dalam serangan udara pimpinan Amerika Serikat terhadap pejuang di propinsi bermasalahnya di timur laut.
Nuristan adalah tempat pertempuran sengit pada pekan lalu antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan.
Polisi dan warga menjadi sasaran pada pekan lalu, karena dikira pejuang, kata Jamaluddin Badr.
ISAF menyatakan mengirim regu penyelidik ke wilayah itu, tapi laporan awal menunjukkan "tidak ada kematian warga" di sana. (B002/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011