Kalau ada gerakan sesar ini maka akan gempa

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melanjutkan penelitian untuk memetakan sesar Baribis di Jakarta dan wilayah lain untuk kepentingan mitigasi gempa pada 2022.

"Ini sesar Baribis kelihatannya jalur merah ini memasuki Jakarta tetapi insyaallah tahun depan hal ini akan terus diteliti lagi," kata Profesor Riset bidang Geologi Gempa dan Kebencanaan di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian BRIN Danny Hilman Natawidjaja dalam suatu webinar di Jakarta, Senin.

Dalam Seminar Virtual Professor Talk dengan tema Refleksi Akhir Tahun: Membaca Secara Ilmiah Kebencanaan 2021 di Indonesia, ia menuturkan BRIN sudah menyiapkan program tahun depan khusus untuk memetakan sesar Baribis di Jakarta dengan lebih detail lagi.

Baca juga: Aktivitas Sesar Baribis disebut BMKG penyebab gempa Kuningan

BRIN juga akan melakukan pemetaan dan analisis segmentasi sesar Baribis-Kendeng untuk wilayah lainnya, seperti Semarang dan Surabaya yang dilalui sesar itu.

"Kalau ada gerakan sesar ini maka akan gempa, besar dari gempa bergantung seberapa besar gerakannya dan seberapa panjang yang retak ketika gempa," ujarnya.

Pihaknya sudah meneliti jalur sesar aktif di utara Jawa, yakni sesar Baribis-Kendeng. Studi sesar Baribis di daerah Subang menunjukkan sesar Baribis sangat aktif karena merobek atau mendeformasi endapan muda aluvium holosen.

"Sudah kita petakan kelihatannya (sesar Baribis, red.) melewati Jakarta," tutur peneliti ahli utama di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian BRIN itu.

Sesar aktif adalah sesar yang pernah bergerak pada kurun waktu 10.000 tahun terakhir, dan ini menjadi salah satu sumber pemicu gempa yang terletak di darat. Keberadaan sesar aktif harus diketahui untuk meminimalkan risiko gempa yang timbul apabila sesar aktif bergerak.

Baca juga: Keberadaan Sesar Baribis di Jakarta perlu pembuktian lanjutan
Baca juga: Gempa Indramayu Dapat Picu Aktivitas Sesar Cimandiri-Lembang-Baribis

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021