Di bawah lingkungan ini investor memilih untuk bertaruh pada kelompok saham tertentu, yang terkait dengan chip kelas berat, dan saham lainnya dijual karena alasan ketakutan terhadap Omicron

Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin, dengan SoftBank Group memimpin kerugian, karena kekhawatiran atas dampak varian virus corona Omicron mengimbangi kenaikan pada saham-saham teknologi kelas berat.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) merosot 0,37 persen atau 106,13 poin menjadi ditutup pada 28.676,46 poin, sedangkan indeks Topix yang lebih luas terpangkas 0,45 persen atau 8,88 poin menjadi menetap di 1.977,90 poin.

Investor teknologi global SoftBank Group tergelincir 2,96 persen di tengah berita bahwa Credit Suisse mencari informasi melalui pengadilan AS, yang dapat menyebabkannya ia mengambil tindakan hukum di Inggris terhadap perusahaan Jepang itu untuk memulihkan dana-dana tertentu.

"Kami tidak memiliki peristiwa-peristiwa yang dapat menggerakkan pasar di dalam atau di luar negeri, dan banyak orang masih jauh dari pasar, sulit untuk membuat taruhan aktif," kata Shigetoshi Kamada, manajer umum di departemen riset di Tachibana Securities.

Volume saham yang diperdagangkan di papan utama Bursa Efek Tokyo mencapai 0,78 miliar, dibandingkan dengan rata-rata 1,19 miliar dalam 30 hari terakhir.

"Di bawah lingkungan ini investor memilih untuk bertaruh pada kelompok saham tertentu, yang terkait dengan chip kelas berat, dan saham lainnya dijual karena alasan ketakutan terhadap Omicron," tambah Kamada.

Saham sektor teknologi menguat, dengan perusahaan terkait chip Tokyo Electron dan Advantest masing-masing bertambah 2,09 persen dan 0,83 persen. Pembuat game Sony Group naik 0,67 persen dan pembuat peralatan medis Terumo naik 0,47 persen.

Sementara itu, para pengecer terpukul karena lebih banyak kasus varian yang sangat menular ditemukan di Jepang, meningkatkan kekhawatiran pembatasan yang lebih ketat yang memperlambat pemulihan ekonomi dari pandemi.

Operator toko pakaian Uniqlo, Fast Retailing adalah hambatan terbesar di Nikkei, jatuh 1,75 persen. Pengecer barang interior rumah Nitori Holdings anjlok 6,53 persen dan toko ritel Muji Ryohin Keikaku kehilangan 1,59 persen.

Ada 50 kenaikan pada indeks Nikkei melawan 169 penurunan.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021