Kuta, Denpasar (ANTARA News) - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Anwar Nasution mengatakan, menguatnya indikator makro ekonomi seperti nilai tukar rupiah dan indeks harga saham harus dimanfaatkan pemerintah dengan memperbaiki iklim investasi di tanah air. "Membaiknya rupiah dan indeks harga saham terjadi karena masuknya dana-dana dari luar negeri untuk jangka pendek itu harus diusahakan tetap berlanjut, dengan mengusahakan masuknya modal jangka panjang," kata Anwar Nasution dalam sebuah seminar di Kuta, Bali, Jumat. Untuk mengundang modal jangka panjang, kata Anwar, perlu ada perbaikan iklim investasi di Indonesia, seperti meningkatkan keamanan, efisiensi kebijakan ekonomi dan penghapusan ekonomi biaya tinggi. Investasi jangka panjang itu, menurut Anwar, sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini mengalami kesulitan pendanaan karena belum optimalnya fungsi intermediasi perbankan dan kondisi keuangan negara yang masih sulit. "Saat ini negara kita tidak punya uang, kemampuan APBN hampir tidak ada karena habis untuk membayar utang, membayar subsidi BBM, dan mendanai biaya pengamanan di daerah-daerah konflik," ujarnya. Sektor riil Sementara itu, pengamat ekonomi Faisal Basri di tempat yang sama mengatakan, membaiknya nilai tukar rupiah dan indeks harga saham harus diiringi perbaikan ekonomi di sektor riil dengan melakukan revitalisasi sektor pertanian dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). "Memang terjadi perbaikan yang luar biasa dalam satu bulan terakhir walaupun risiko-risiko masih tetap ada seperti masalah inflasi," katanya. Revitalisasi sektor pertanian dan UMKM dan perbaikan iklim investasi harus dilakukan segera agar pertumbuhan ekonomi bisa bermanfaat untuk mengurangi penduduk miskin dan mengurangi pengangguran. Pertumbuhan ekonomi tahun ini harus 5,8 persen agar beban masyarakat tidak makin berat, katanya. Momentum perbaikan rupiah, katanya, harus ditindak lanjuti agar target pertumbuhan bisa tercapai. Faisal mengatakan jika dalam dua sampai tiga bulan ini penguatan rupiah dan indeks harga saham terus membaik maka pertumbuhan ekonomi bisa lebih cepat tercapai sehingga pada semester dua kondisi makro akan lebih baik dibanding akhir 2005. (*)

Copyright © ANTARA 2006