"Saya serukan jangan negeri ini menjadi tanah dan lautan fitnah, tidak akan mencerdaskan bangsa. Marilah kita menjadi bangsa beradab," kata Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, sebelum menuju Kalimantan Barat.
Pernyataan tersebut dikemukakan Presiden menanggapi beredarnya pesan singkat yang mengritik pemerntahan Presiden Yudhoyono. Kepala negara menyebut isi pesan singkat tersebut sebagai "pemberitaan yang tidak jelas sumbernya, mengandung fitnah yang sangat keterlaluan."
Menurut Presiden, sudah banyak sekali orang yang sudah menjadi korban fitnah di Indonesia, termasuk dirinya.
"Selama mengemban amanah melalui pemilu yang sah dan demokratis, saya kira ratusan fitnah datang kepada saya. Selama ini saya memilih diam. Satu kali dua kali manakala fitnah itu keterlaluan, maka demi nama baik dan merupakan hak saya, saya perlu beri penjelasan," katanya.
Presiden mengemukakan keprihatinannya atas perilaku tidak bertanggung jawab pihak-pihak yang melempar fitnah dengan tanpa beban.
"Fitnah yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat gelap sangat luar biasa. Saya katakan dengan bahasa terang, mereka tidak bertanggung jawab," katanya.
Para penyebar fitnah, menurut Presiden, juga tidak kesatria dan pengecut karena tidak menampakkan diri.
"Janganlah terus menerus menyebarkan racun fitnah. Mari secara ksatria pula kita berhadapan demi hukum dan keadilan," katanya.
Dalam beberapa hari terakhir beredar pesan singkat melalui sebuah nomor asing yang menyebutkan bahwa Presiden Yudhoyono melakukan tindakan tidak terpuji, skandal Century dan sejumlah isu lain.
(F008*G003/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011