Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi cenderung menguat, karena faktor negatif melambat pertumbuhan ekonomi masih menimbulkan kekhawatiran pelaku asing untuk melakukan investasi di sana.

Pelaku asing lebih suka menempatkan dananya di pasar Asia khususnya Indonesia, karena imbal hasil yang diperoleh lebih tinggi ketimbang negara lain, kata analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Senin.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik lima poin menjadi Rp8.548 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.553.

Menurut Rully Nova, rupiah juga mendapat dukungan dari Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa deflasi akan terjadi pula pada bulan Mei 2011.

Karena itu pelaku pasar kemungkinan akan meningkatkan pembelian terhadap rupiah sehigga mata uang lokal itu terus mendekati angka Rp8.500 per dolar, ucapnya.

Rupiah juga akan mendapat dukungan dari indeks harga saham gabungan yang kembali menguat dan diperkirakan pada pekan ini akan dapat mencapai 3.900 poin, karena sejumlah emiten membagikan dividen yang menunjukkan perusahaan itu meraih keuntungan.

"Kami optimis rupiah akan menguat hingga mencapai level Rp8.500 per dolar, meski untuk mencapai level tersebut memerlukan waktu agak lama," kata Rully Nova.

Ia mengatakan, pelaku asing juga akan meningkatkan investasinya di dalam negeri, karena prospek investasi di Indonesia masih cukup bagus.

Bahkan perusahaan Toyota dari Jepang berminat akan meningkatkan investasi sebesar Rp1,7 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi mobil di dalam negeri.

Hal ini menunjukkan pasar domestik masih menarik bagi asing untuk melakukan investasi baru, tuturnya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011