Di Olimpiade kita selalu mengandalkan wildcard. Kita ingin pada sektor putri ini makin kuatJakarta (ANTARA) - Pelatih timnas renang Indonesia Albert C. Sutanto mengakui perenang putri Merah Putih masih kalah bersaing di pentas dunia.
Albert mengambil contoh dalam gelaran Olimpiade, Indonesia selalu mengandalkan slot wildcard untuk sektor putri. Kali terakhir, kata Albert, perenang putri Merah Putih yang lolos kualifikasi untuk tampil dalam pesta olahraga terbesar dunia tersebut adalah Elsa Manora Nasution yang kala itu tampil pada nomor 100meter gaya punggung.
Elsa mencapai FINA B - cut dari 1:05.69 detik pada Kejuaraan Asia di Busan, Korea Selatan. Sedangkan ketika itu, FINA menetapkan batas limit A untuk 100meter gaya punggung A adalah 1:03.25 detik dan limit B yakni, 1:06.41 detik.
Artinya lebih dari dua dekade, belum ada perenang putri Indonesia yang berhasil mencapai limit untuk kualifikasi di Olimpiade. "Sampai saat ini, belum ada karena di Olimpiade kita selalu mengandalkan wildcard. Kita ingin pada sektor putri ini makin kuat," kata Albert kepada ANTARA, Minggu.
Selain itu, dalam daftar 22 atlet renang yang masuk dalam skuad pemusatan latihan nasional (pelatnas) hanya tujuh dari sektor putri.
Mereka adalah Azzahra Permatahani, Nurul Fajar Fitriyati, AA Istri Ratih Kania Atmaja, Adinda Larasati Dewi, Anandia Treciel Vanessae Evato, Elysha Chloe Pribadi, dan Prada Hanan Farmadini.
Baca juga: Pelatih timnas sebut Indonesia punya dua perenang muda potensial
Sedangkan sisanya adalah perenang putra yakni, I Gede Siman Sudartawa, Triady Fauzi Sidiq, Glenn Victor Sutanto, Gagarin Nathaniel, Aflah Fadlan Prawira, Farrel Armandio Tangkas, Muhammad Fahri, Reza Bayu Prasetyo, Dwiki Raharjo, Azel Zelmi, Kaikea Putra Boyum Crews, Andi Muhammad Nurrizka, I Putu Wirawan, Erick Ahmad Fathoni, dan Joe Aditya.
"Ke depan, kami ingin pada sektor putri ini kuat. Saat ini, dari 22 atlet pelatnas, putrinya hanya tujuh. Satu berlatih di Australia (Elysha Chloe Pribadi) dan enam di sini (Indonesia)," ujar Albert.
Meski begitu, lanjut Albert, untuk level Asia Tenggara, perenang putri Indonesia masih mampu bersaing. Bahkan, Albert berharap pada SEA Games Hanoi, Vietnam, 12-23 Mei 2022, perenang putri punya kans untuk mengakhiri paceklik medali emas.
"Di Asia Tenggara atau nanti pada SEA Games kali ini (Hanoi), saya rasa kesempatan Azzahra besar sekali pada nomor 400meter gaya ganti. Semoga bisa terus meningkat," kata Albert.
Baca juga: Pelatih sebut Azzahra berpotensi akhiri paceklik pada SEA Games Hanoi
Azzahra adalah pemegang rekor nasional (rekornas) untuk nomor 400meter gaya ganti perorangan putri yang dia ciptakan saat berlaga di Singapura pada 2019 dengan membukukan 4 menit 48,51 detik.
Dia juga menjadi wakil Indonesia satu-satunya yang tampil pada Olimpiade Tokyo 2020 setelah mendapat wildcard. Saat tampil dalam pesta olahraga terbesar di dunia tersebut, perenang asal Riau itu turun pada nomor 400meter gaya ganti perorangan dengan membukukan catatan waktu 4:54,54 detik.
Adapun kali terakhir, Indonesia meraih emas pada pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut adalah ketika menjadi tuan rumah pada 2011. Ketika itu, Yessy Yosaputra menjadi perenang putri terakhir yang mampu menyumbangkan emas untuk Indonesia pada gelaran SEA Games usai finis terdepan pada nomor 200meter gaya punggung dengan catatan waktu 2 menit 15,73 detik.
Sementara itu, sebelumnya Manajer timnas renang Indonesia Wisnu Wardhana mengatakan pihaknya bakal melakukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan prestasi renang Merah Putih.
Salah satunya adalah dengan menggandeng instansi pemerintah, termasuk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nantinya, PRSI akan mengiri atlet berprestasi untuk mengikuti program student athlete yang nantinya akan ada beasiswa untuk sekolah atau kuliah di luar negeri seperti Australia dan Amerika Serikat (AS).
Baca juga: PRSI bakal jaring bibit perenang potensial untuk pelatnas lapis dua
Terobosan-terobosan ini diharapkan perenang Indonesia ke depan tak hanya mengandalkan fasilitas wildcard untuk bisa tampil dalam pesta olahraga terbesar di dunia yakni Olimpiade.
"Kalau wildcard ini bisa berangkat, bisa juga tidak. Salah satu terobosan kami adalah dengan harus menabung dan investasi baik itu waktu, tenaga, dan dana tentunya yang akan dibantu oleh pemerintah. Dari sini kita akan melihat hasilnya seperti apa dari investasi tersebut," ujar Wisnu yang menyebut program tersebut bakal dilakukan pada Januari 2022.
Ketua Umum PB PRSI Anindya Bakrie juga mengatakan pihaknya akan melakukan reformasi demi menyukseskan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang tertuang dalam Perpres Nomor 86 tahun 2021. Sebagai satu dari 14 cabang olahraga yang masuk unggulan DBON, kata Anindya, PRSI bertekad melahirkan atlet-atlet berprestasi di pentas internasional.
"Renang masuk program DBON dan berusaha keras untuk bisa masuk Olimpiade tidak dengan jalur undangan melainkan lolos kualifikasi dengan limit yang ditetapkan," ujar Anindya dalam rakernas PRSI 2022 di Bali, 4-5 Desember 2021.
Baca juga: Tiga rekornas KU tercipta pada kejuaraan renang Indonesia Open 2021
Baca juga: Kejuaraan renang Indonesia Open jadi acuan promosi-degradasi pelatnas
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021