Menurut Tanri Abeng, Indonesia dan Malaysia menguasai lebih dari 80 persen produksi sawit dunia.
Bukittinggi (ANTARA News)- Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat membentuk badan bersama (joint body) untuk mengatur mekanisme harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar internasional. Kesepakatan pembentukan badan bersama dilakukan pada Pertemuan Tingkat Tinggi Tahunan Indonesia Malaysia, di Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis. Penandatanganan kesepakatan dilakukan antara Ketua Indonesia-Malaysian Business Council (IMBC), Tanri Abeng, dan Ketua Malaysia Indonesia Business Council (MIBC), Tan Sri Dato Seri Ahmad Sarji bin Abdul Hamid, dan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta PM Malaysia Abdulah Badawi. Badan bersama itu, juga diharapkan dapat bertugas mempromosikan penggunakan minyak sawit di negara lain. Menurut Tanri Abeng, Indonesia dan Malaysia menguasai lebih dari 80 persen produksi sawit dunia. Selain itu, menurut Tanri, pengusaha kedua negara sepakat meningkatkan pendanaan untuk riset dan pengembangan komoditas sawit serta promosi penggunaan minyak sawit. Sementara itu, Ketua MIBC, Ahmad Sarji menambahkan, selain untuk melakukan pemasaran bersama, pembentukan badan bersama ini juga untuk promosi, dan kolaborasi untuk mencegah diskriminasi tarif minyak sawit. Meski demikian, kedua pihak mengatakan, bahwa kesepakatan itu baru tahap awal, sehingga untuk masalah pendanaan dan keanggotaan badan bersama itu akan dibahas secara mendetail dalam pertemuan selanjutnya. Untuk mendukung pengembangan sawit di Indonesia, menurut Ahmad Sarji, pengusaha-pengusaha Malaysia berencana membangun kilang minyak sawit di Ketapang dan Sanggau, Kalimantan Barat, dengan nilai investasi 30 juta ringgit Malaysia. "Satu perusahaan Malaysia tengah berunding dengan dua perusahaan Indonesia untuk kerjasama membangun pabrik minyak sawit di Indonesia," ujarnya. Kerjasama itu lanjutnya, juga dilakukan dalam pengembangan perkebunan sawit di Kalimantan dan Sulawesi. Satu perusahaan Malaysia baru-baru ini membeli lahan perkebunan sawit di Kalimantan Barat seluas 30.000 hektare. "Kajian-kajian sedang dilakukan perusahaan perkebunan Malaysia bersama Indonesia dengan sistem "joint venture" dan plasma," tuturnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006