Natuna (ANTARA News) - Belum ada pelabuhan ekspor-impor serta kantor Bea dan Cukai di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, kata kata Bupati Natuna, Ilyas Sabli.

"Karena itu, ekspor hasil laut Natuna dan pengurusan dokumennya masih melalui Kabupaten Kepulauan Anambas, katanya dalam perjalanan laut dari Pulau Midai ke Pulau Subi, Minggu.

Ilyas, menyatakan Pemkab Natuna berkeinginan membangun pelabuhan ekspor-impor dan mengharapkan Ditjen BC membuka kantor di Natuna.

"Itu tidak akan mudah," kata Bupati dari kabupaten yang berdiri sejak 1999 dan pada 2008 Kecamatan Anambas menjadi Kabupaten Kepulauan Anambas.

Seperti juga Kepulauan Anambas yang usianya lebih muda sebagai daerah otonom, Natuna selama ini dikenal sebagai wilayah perikanan laut, di samping minyak dan gas bumi lepas pantai.

Sebulan sekali, kapal dari Hong Kong datang "menjemput" ikan napoleon dan kerapu hasil budidaya warga, kata Bupati.

Ia mengemukakan, sebagai daerah perikanan, di Natuna perlu ada pabrik pengolah ikan.

Pemkab, katanya, sedang menjajaki. supaya Artha Graha Network mendirikan pabrik pengolahan ikan selain perkebunan kelapa sawit di Pulau Bunguran Besar (Natuna).

Ilyas telah dua kali bertemu dengan direksi Artha Graha dan satu kali diantaranya langsung dengan Tommy Winata untuk membicarakan kemungkinan investasi di perkebunan sawit dan perikanan laut.

Selain itu, Bupati dijadwalkan pada 7 Juni 2011 menerima kunjungan pengusaha dari China yang ingin mengetahui peluang-peluang investasi di Natuna.

"Kami akan mengarahkan investor China membuka pabrik pengolah ikan," katanya.

Bila ada pabrik pengolahan ikan yang didirikan dan dikelola swasta dari dalam atau luar negeri, pemasaran hasil nelayan Natuna akan lebih terjamin, katanya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011