Manado (ANTARA News) - Sebanyak 16.800 ton beras impor akan masuk ke Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bulan Januari ini yang dipasok melalui Perum Bulog Divisi Regional daerah itu. Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulut, Nono Satria Indrabuana, kepada ANTARA, Kamis, di Manado, mengatakan, beras tersebut diperkirakan masuk melalui Pelabuhan Bitung 16 hingga 23 Januari 2006 mendatang. "Beras impor itu bukan hanya untuk stok Sulut saja, tetapi juga bagi kebutuhan masyarakat di Propinsi Maluku dan Gorontalo," kata Nono. Dikatakannya, beras impor bukan untuk dijual dipasaran bebas, tetapi hanya memenuhi kebutuhan kelompok yang selama ini disuplai dari beras Bulog seperti raskin, TNI/ Polri. "Masuknya beras kelas medium tersebut akan memperkuat cadangan beras daerah itu, sekaligus berjaga-jaga bila terjadi sesuatu hal yang diluar perkiraan seperti bencana alam," kata Nono. Menjawab pertanyaan, kemungkinan Bulog lakukan operasi pasar menyusul kenaikan harga beras di Kota Manado dan daerah lainnya di Sulut, Nono mengatakan, pihaknya siap menyuplai ke masyarakat. Namun, operasi pasar beras ke masyarakat hanya akan dilakukan bila ada permintaan dari pemerintah daerah, sebab Bulog tidak diperkenankan menjual ke masyarakat. "Bila Pemda merasa kenaikan beras selama ini sudah menjadi masalah di masyarakat, maka berapapun diminta Bulog siap menjadi pelaksana," kata Nono. Tidak ada patokan jumlah tertentu untuk operasi pasar, berapa ribu ton diminta pemerintah untuk disuplai ke masyarakat, Bulog siap untuk itu. Harga patokan beras Bulog franco gudang sebesar Rp3.550 per Kilogram (Kg), dengan demikian bila dilakukan operasi pasar akan menjadi Rp3.800 per Kg, setelah ditambah ongkos angkut. Kepala Sub Dinas Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Sulut, Broeri Tanauma, mengatakan, hingga saat ini pemerintah daerah belum merencanakan melakukan operasi pasar, sebab kenaikan harga dipasaran masih dibawah 25 persen. "Meskipun harga beras di Manado sudah berada diatas patokan harga normal Rp3500 per Kg, yakni mencapai Rp3800 per Kg, tetapi karena belum capai prosentase diperkenankan seusai petunjuk Menteri Perdagangan," kata Broeri.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006