Merak (ANTARA News) - Antrean panjang angkutan truk ekspedisi dari Pulau Jawa yang hendak menuju Pulau Sumatera sejak Sabtu sore hingga malam mencapai empat kilometer sehingga angkutan terjadi penumpukan di dermaga Pelabuhan Merak.

Ribuan kendaraan yang datang dari arah Jakarta pada Sabtu malam sulit bergerak menuju Pelabuhan Merak karena padatnya angkutan truk dan bus.

Antrean angkutan yang akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung, terjebak kemacetan di jalan Cikuasa Atas Cilegon menuju Pelabuhan Merak .

Kemacetan kendaraan tersebut diperkirakan sepanjang empat kilometer dan dipastikan pengemudi mengalami kerugian karena harus menambah biaya operasional.

"Kami dinihari ini harus bisa menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, karena mengangkut buah-buahan menuju Palembang," kata Wahid, sopir truk saat antre di Jalan Cikuasa Atas Cilegon, Banten.

Wahid mengatakan, dirinya selama tiga jam masih tertahan di Jalan Cikuasa karena terjadi penumpukan angkutan truk.

Kemungkinan dirinya bisa tiba di Dermaga Pelabuhan Merak dinihari karena angkutan masih padat sejak Cikuasa Atas hingga pintu gerbang Merak.

"Kemacetan ini kali pertama setelah diresmikan jembatan layang dan kami berharap antrean kendaraan tidak terulang lagi," katanya.

Begitu pula Suherman, seorang sopir angkutan ban dari Tangerang menuju Bengkulu mengatakan dirinya sudah tiga jam mengantre kendaraan menuju Dermaga Pelabuhan Merak.

"Kami berangkat pukul 18.20 WIB hingga kini belum bisa naik kapal Ro-Ro. Saya kira biasanya kemacetan itu bisa diatasi petugas dan tidak berjam-jam," ujarnya.

Manager Operasional PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Cabang Merak Zailis Anas mengaku antrean truk terjadi akibat dampak pembatasan waktu operasional yang diberlakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehingga angkutan datang secara bersamaan.

Saat ini, kata dia, diperkirakan kendaraan yang datang ke Pelabuhan Merak mencapai 3.200 unit dari sebelumnya 2.200 unit per hari.

Karena itu, pihak Angkutan Sungai, Danau dan Perairan (ASDP) terpaksa menambahkan operasi kapal jenis Ro-Ro (roll on-roll off) untuk mengatasi mengangkut kendaraan darat, sehingga antrean angkutan truk dapat segera teratasi.

"Dari 20 Kapal Ro-Ro yang dioperasikan kini menjadi 23 armada dengan 77 trip, sedangkan kapal lainnya sedang menjalani docking atau perawatan," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011