Jakarta (ANTARA) - Perusahaan layanan pengiriman Indah Logistik Cargo mengakui saat ini pangsa pemakai jasa pengiriman paket telah bergeser dari pabrik atau industri ke rumah-rumah UMKM atau home industry seiring dengan semakin banyaknya masyarakat berbelanja secara daring.
CEO Indah Logistik Cargo Arisal Aziz mengatakan melihat fenomena tersebut perseroan juga tak mau ketinggalan ikut mengambil peluang ini.
"Kita juga sedang membangun ekosistem di mall dunia maya. Jika kita mau bertahan di perusahaan ekspedisi paket ini, kita harus kuasai arus keluar masuk barang. Dan itu ada di mall dunia maya," ujar Arisal dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Perusahaan yang baru saja berusia satu dekade dikenal sebagai perusahaan kargo dalam pengiriman partai besar. Namun kini perseroan telah berani melayani paket kecil, hingga satu kilogram sesuai kebutuhan konsumen yang kini memesan langsung dari produsen secara daring.
"Konsumen kita dulunya berbelanja di mall atau grosir, yang berhubungan dengan home industry. Perajin di Tasik misalnya, dulu harus menaruh barang terlebih dahulu di Tanah Abang, toko atau mall, baru dijual. Sekarang, sudah tidak lagi. Dari Tasik, langsung ke pembeli," kata Arisal.
Baca juga: Asosiasi: Bisnis logistik dan jasa kurir melesat saat pandemi
Perseroan juga mulai melakukan ekspansi pasar ke luar negeri. Bermodal kantor cabang yang dimiliki mereka di Malaysia saat ini pihaknya akan melebarkan sayap di pasar Asia Tenggara hingga Timur Tengah.
"Kita akan menjajaki Arab, Singapura, China, sampai Eropa. Kita sudah dapat channel dari luar, untuk melayani kiriman dari Indonesia ke luar negeri, dan sebaliknya. Kita sudah didukung izin dan surat menyurat, dengan kata lain bisa melayani ekspor dan impor," ujar Arisal.
Pihaknya juga sedang mempersiapkan aplikasi dan armada ojek daring sendiri yang akan direalisasikan pada Februari 2022.
"Kita akan melayani city kurir, paket dalam hitungan jam, makanan, dan sekalian dengan ojeknya juga. Dalam aplikasi, kita juga bisa melayani apabila pelanggan butuh mobil seperti taksi. Teknologi kita sudah siap 90 persen," kata Arisal.
Baca juga: Bisnis agregator dinilai mampu efisiensi sistem logistik
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021