Makassar (ANTARA News) - Kepolisian diminta untuk bertindak cepat mengusut tuntas kasus peluru nyasar yang mengenai perut seorang nenek warga Jalan Emmy Saelan, Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini Makassar, Hj Sotta Daeng Rannu (82), Jumat sekitar pukul 02.00 WITA.
"Masyarakat di sini mau persoalan ini dituntaskan, aparat secepatnya memberikan kejelasan, agar masyarakat tidak salah persepsi," kata salah seorang tokoh masyarakat Tidung, Rustam Daeng Lewang, di lokasi kejadian.
Ia meminta, agar polisi secepatnya mengungkap asal dan penyebab dari peluru nyasar tersebut, sehingga masyarakat bisa tenang.
Rustam sendiri yakin polisi yang bergerak cepat dan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) bisa mengungkap siapa pelaku dibalik peluru nyasar yang meneror masyarakat.
"Lubang seng dan lubang tripleks, luka korban akibat peluru sudah diperiksa polisi, kita harap ini cepat terungkap dengan jelas," ucapnya.
Rustam menyebut di sekitar situ ada beberapa anggota TNI dan Polri yang bermukim. Ia juga tidak melihat adanya razia aparat kepolisian saat kejadian.
Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Rappocini yang melakukan olah TKP telah mengamankan proyektil peluruh warna perak, yang terlebih dahulu menembus plapon dan seng rumah sebelum melukai perut Sotta Daeng Rannu.
Kapolsek Rappocini, AKP Herman M., yang dikonfirmasi membenarkan adanya peluruh nyasar dari yang berasal dari arah Tenggara atau Selatan.
Menyangkut siapa yang bertanggung jawab atas peluruh tersebut, lanjutnya, masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh laboratorium forensik (Labfor).
Kesimpulan sementara setelah olah TKP Polsek Rappocini terlihat dari proyektil peluru sama dengan peluru pistol.
Adanya dugaan bahwa peluru tersebut sama dengan kaliber senjata api yang biasa digunakan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri, menut dia, baru diketahui setelah melalui uji laboratorium forensik (labfor).
Sepanjang Mei 2011 terjadi dua kali penembakan misterius terjadi di Makassar, tepatnya 10 Mei terjadi di Jalan Abd Daeng Sirua dengan korban mahasiswa UMI, Muh Nur Husain (24) ,yang ditembak di bagian punggung.
Dua hari sebelumnya, kejadian serupa terjadi di Jalan Gunung Bawakaraeng, kali ini menewaskan Syafaruddin (28) setelah peluruh yang dilepaskan penembak misterius menembus jantungnya.
(T.KR-AAT/A023)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011