Jakarta (ANTARA News) - Ketua Normalisasi Persatuan Sepabola Seluruh Indonesia (KN PSSI), Agum Gumelar, akan berupaya untuk bertemu dengan Presiden Asosiasi Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), Sepp Blatter, sebelum sidang Komite Eksekutif (EXCO) FIFA dengan agenda membahas permasalahan PSSI, serta Kongres FIFA di Zurich Swiss, Senin (30/5) hingga Rabu (1/6).
"Kami hingga saat ini belum mendapatkan konfirmasi resmi untuk bertemu Presiden FIFA. Kami akan terus berupaya agar bisa menjelaskan secara langsung kejadian yang terjadi di Indonesia," katanya di Kantor PSSI Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, meski belum mendapatkan konfirmasi secara resmi, Komite Normalisasi sebelumnya telah mengirimkan surat kepada Sepp Blatter yang berisi diantaranya permintaan agar Indonesia tidak mendapatkan sanksi FIFA termasuk laporan dari pelaksanaan Kongres PSSI di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (20/5).
Surat yang dikirimkan, kata dia, berdasarkan informasi yang diperoleh telah diterima langsung oleh Sepp Blatter. Namun demikian, ia mengemukakan, belum ada jawaban resmi dari Presiden FIFA itu.
"Tanggal 29 nanti kami akan diterima FIFA. Kami akan bertemu dengan Thierry Regenass, dan tim yang akan memproses kasus yang terjadi di Indonesia. Saat pertemuan nanti akan dibahas semuanya," katanya.
Agum menjelaskan, saat sidang nanti pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin agar Indonesia tidak mendapatkan sanksi tegas dari FIFA. Untuk memperkuat argumennya nanti, Agum juga membawa beberapa dokumen maupun laporan Komite Normalisasi selama bertugas.
Untuk dokumen yang dibawa, kata dia, diantaranya adalah rekomendasi dari berbagai kalangan mulai masyarakat hingga presiden yang mengharapkan Indonesia lolos sanksi dari FIFA meski saat ini belum bisa memutuskan siapa ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015.
"Semua aspirasi yang masuk ke Komite Normalisasi kami bawa ke Zurich. Untuk rekomendasi dari Komisi X telah kami kirim duluan. Yang jelas 99 persen pecinta sepak bola Indonesia berharap Indonesia lolos dari sanksi," kata mantan Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 itu.
Ditanya peluang Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA, suami dari Linda Gumelar itu tidak bisa menjelaskan secara pasti.
Menurut dia, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin melobi federasi sepak bola dunia itu agar tidak memberikan sanksi yang berat.
"AFC telah meminta FIFA untuk memberikan sanksi pada Indonesia. Jadi perjuangan kami akan berat. Tapi, kami akan berupaya. Kami mohon doa restu dari seluruh masyarakat Indonesia agar kita terbebas dari sanksi," kata mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Danjen Kopassus TNI-AD) itu.
Kasus yang terjadi di tubuh federasi sepak bola Indonesia memang terus mendapatkan sorotan setelah Kongres PSSI beberapa waktu lalu berakhir buntu (deadlock). Bahkan, ancaman sanksi pembekuan telah didepan mata. Jika semuanya terjadi, maka Indonesia termasuk tim nasional (timnas) sepak bola maupun klub tidak bisa berlaga di pertandingan internasional.
"Makanya, kami meminta semua pihak untuk membuat iklim kondusif. Jangan ada lagi caci maki, saling menyalahkan," kata Agum.
Agum Gumelar saat menghadapi FIFA akan didampingi pelaksana harian Sekretaris Jenderal (Sesjen) PSSI, Joko Driyono. Hanya saja, untuk keberangkatkannya tidak bersamaan karena Joko Driyono terkendala visa sehingga harus berangkat Minggu (29/5), sedangkan Agum Gumelar berangkat Sabtu malam.
(T.B016/R010)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011