Negara (ANTARA News) - Setelah menyerbu Kabupaten Karangasem, serangan ulat bulu di Bali meluas dan sekarang berjumlah ribuan muncul di banjar atau Dusun Taman, Desa Batu Agung, Kabupaten Jembrana.
Wartawan ANTARA dari Bali melaporkan Sabtu bahwa ulat bulu sebesar kelingking bayi dan berwarna coklat itu menjalar di dinding-dinding rumah beberapa warga.
Untuk memusnahkan serbuan ulat tersebut, aparat desa setempat bersama petugas dari kecamatan dan warga sekitar bergotong-royong mengumpulkan kemudian membakar ulat-ulat itu.
Tercatat sedikitnya empat rumah warga yang paling parah dikerumuni ribuan ulat, mulai dari dinding bagian luar rumah, pekarangan hingga Merajan, yakni tempat untuk sembahyang keluarga.
Warga sekitar menduga, puluhan ribu ulat bulu ini berasal dari pohon-pohon di kebun sebelah barat pemukiman seluas 15 are yang rata-rata ditanami pohon gempinis dan kedondong.
Di kebun ini tampak daun-daun pohonya sudah meranggas dan terdapat lebih banyak lagi ulat hingga di bawahnya.
Uniknya, meski tampak berjalan beriringan ke rumah warga, ulat-ulat ini tidak menyerang pohon-pohon yang dilaluinya.
"Kayaknya ulat-ulat ini langsung menuju ke pemukiman, karena sepanjang jalur yang dilaluinya daun-daun pohonnya masih utuh," kata salah seorang warga.
Ni Wayan Artini, salah seorang warga yang rumahnya diserbu ulat mengatakan, ulat mulai merambat di tembok rumahnya sejak tiga hari lalu.
"Kami khawatir juga, setiap malam saat tidur kami takut ulat-ulat itu masuk ke rumah dan kamar kami," katanya.
Menurutnya, sebelum petugas datang ia dan warga sekitar membakar ulat-ulat itu pada sore dan malam hari agar tidak masuk ke rumah.
Sedangkan Kepala Desa Batuagung, IG Made Parnawa mengatakan, berdasarkan laporan kepala dusun setempat, rumah yang diserang ulat bulu antara lain milik Nyoman Wender, Nyoman Narmen, Ketut Suarta dan Nyoman Darna.
Parnawa mengaku, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait di jajaran Pemkab Jembrana untuk minta bantuan racun pembasmi ulat.
"Kami harap hari ini semua ulat bisa tertanggulangi atau minimal tidak menyerang pemukiman," kata Parnawa.
Sementara Kabid Pertanian Dinas Pertanian Kehutanan dan Kelautan Jembrana, Ribawa mengatakan, jenis ulat di Batuagung ini sama dengan ulat di Banjar Satria, Kelurahan Pendem beberapa waktu lalu.
Untuk membasminya ia mengaku sudah menyarankan warga dan petugas untuk membakarnya saat siang hari.
"Kecenderungan ulat ini akan bergerombol pada saat siang hari, itulah waktu yang tepat untuk membakarnya," katanya.
Selain itu, menurut Ribawa, pihaknya juga akan memberikan racun untuk memusnahkan ulat-ulat itu, karena pohon gempinis cukup tinggi dan tidak terjangkau alat semprot. Pohon tersebut akan dilubangi untuk menempatkan racun ulat.
"Dengan pohon kami lubangi dan ditaruh racun, akan membuat ulat mati saat memakan daunnya," ujar Ribawa.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011