Peluru "nyasar" itu telah menggores perut nenek Sotta sehingga ia harus menjalani perawatan selama enam jam di rumah Bayangkara. Sekarang Sotta masih terbaring di rumahnya di Jalan Emmy Saelan Lorong I nomor 27.
Kepada wartawan, korban menceritakan saat itu tertidur pulas di salah satu kamar di lantai dua, dan terbangun kaget setelah mendengar suara letusan, yang awalnya dikira dari suara korek gas yang meledak.
"Saya kaget dengar ada ledakan dan langsung berdiri, saya rasa ada panas diperut, lalu diusap dan ternyata ada darah. Ada juga peluru," ucapnya dalam bahasa Makassar sembari menambahkan seketika itu ia dan cucunya, Kiki (13) yang tidur disampingnya panik dan berteriak histeris untuk meminta tolong.
Akibat peluru nyasar tersebut, perut korban tergores sekitar 2 cm dan lebam disekeliling bekas peluru, serta terus mengeluarkan darah sebelum di perban di RS Bayangkara.
Sedangkan, Akbar sang cucu yang masih nonton TV di ruang tamu, langsung masuk kamar lalu memapah neneknya keluar dari kamar kemudian didudukkan di kursi selanjutnya diberikan obat betadin.
"Sementara nonton, langsung ada bunyi keras. Saya kira ada yang melempar atap. Setelah bunyi saya dengar keluarga histeris. Saya langsung masuk kamar dan melihat nenek berdarah dan ada peluru," ucapnya.
Akbar lalu menengadah ke atas dan benar, plapon kamar dan atap rumah dari seng sudah bolong tertembus peluru.
Spontan setelah itu, rumah dua lantai milik keluarga besar Hj Sotta dipenuhi tetangga yang kaget. Selang 30 menit Hj Sotta oleh keluarganya dilarikan dengan bentor ke RS Bayangkara.
Salah seorang tokoh masyarakat, Kelurahan Tidung Rustam Daeng Lewang meminta agar aparat bertindak cepat dan segera memberi penjelasan kepada warga dengan adanya peluruh nyasar yang diperkirakan berasal dari arah Tenggara atau Selatan.
Rustam menyebut disekitar situ ada beberapa anggota TNI dan Polisi yang bermukim. Ia juga mengatakan, sebelum kejadian tersebut tidak ada aksi razia dari pihak kepolisian.
Ia menyebut, pasca kejadian, pagi harinya aparat dari Polsek Rappocini dan Polrestabes Makassar langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan proyektil peluruh untuk diteliti lebih lanjut.
Sementara, Kapolsek Rappocini AKP Herman M berdasarkan oleh TKP membenarkan adanya peluruh nyasar yang berasal dari arah Tenggara atau Selatan.
Namun menyangkut, siapa yang bertanggung jawab atas peluru tersebut, lanjutnya, apakah kaliber milik TNI atau Polri baru akan diketahui setelah diteliti oleh laboratorium forensik (Labfor).
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011